Padahal ingat sekali pertama kali saya jagain dia tidur siang bersama kawan-kawan, ia selalu malu. Anak TK umur 3 tahun ke bawah memang diwajibkan untuk istirahat. Tidak tidur asal merebah, tidak masalah. Seperti HP, anak-anak harus dicharge. Iya, dengan tidur, sehingga organ tubuh tak perlu bekerja dan pikiran rehat sejenak.
Nah, Jan guru kelas sudah menemaninya tidur sejak pukul 12.00. Pukul 13, setelah saya makan siang, saya gantian yang jaga supaya Jan bisa istirahat. Sistem istirahat dengan shift seperti ini bagus supaya anak-anak tetap dalam pengawasan. Namanya juga masih di bawah umur, bisa saja sesuatu buruk terjadi kalau kita teledor.
Entah mengapa waktu itu, tiba-tiba Jinsu terbangun. Dari tempat tidur tingkat dengan dinding plastik fleksi, ia memandangi saya sambil duduk bersila. Tidak ada kata yang terucap dari mulutnya yang mungil. Saya yang lagi duduk di kursi malas dengan sebuah buku segera berdiri mendekatinya.
"Tidur lagi, ya. Jam tidur dari jam 12-14. Masih satu jam.OK?" Saya mengingatkannya tentang aturan jam tidur anak di bawah 3 tahun.
Ia menggeleng. Tapi tak berapa lama, kembali merebah dan tertidur. Mungkin ia kecapekan hari itu. Senyum saya mengembang. Syukurlah, ia kembali tidur dan tidak membuat kegaduhan yang berarti, supaya tidak membangunkan teman-temannya yang sedang tidur. Saya pun bisa aman meneruskan bacaan.
Berdarah lalu nangis, bukan anak laki-laki namanya!
Setengah jam lagi ibu dari Luciano akan menjemput. Saya ajak Luciano dan Jinsu ke ayunan berbentuk kerajang. Mereka berdua ada di dalam keranjang, saya tukang ayunnya. Melihat bagaimana Jinsu memeluk Luciano supaya balita tidak jatuh membuat saya sakit perut menahan tawa.
Dan benarlah, mama Luciano datang. Jinsu sudah berteriak:
"Baby tidak boleh pulang. Baby main sama aku." Matanya yang sipit terbelalak.
"Tapi Luciano sudah capek dan ngantuk, mau sama mama di rumah." Berharap kalimat saya bisa dicerna balita bertopi Mickey Mouse itu.
Jinsu mau mewek. Tapi saya ingatkan bahwa Luciano akan datang lagi besok, jagi tak perlu menangis. Bukankah anak laki-laki harus gentel dan sebaiknya tidak mudah menangis untuk hal sepele.