Dua tahun lalu adalah perayaan ulang tahun perak yang ulang tahun hari itu. Sebagai tamu, saya duduk manis. Rupanya, yang punya pesta ngambek karena saya tidak menari. Dia tahu kalau saya bisa dan suka menari di acara khusus. Lah, kalau tidak dibooking, tidak enak rasanya. Bukankah sudah ada acara music? Mana saya tidak kenal audiensnya.
Itulah sebab, saya janji kalau dia ultah ke-50, saya akan menari untuknya. Pertama sebagai hadiah dari teman yang sudah kami kenal selama 10 tahun itu. Kedua, untuk diplomasi budaya Indonesia. Pasti tamu belum pernah lihat tarian Bali. Ketiga, mumpung badan masih kuat menari rancak, harus dimanfaatkan. Maklum, dengan bertambahnya usia, kadang tidak mudah untuk bergerak. Alamak, ndredeg, serasa mau copot meski hanya menari 5 menit. Gembrobyos tapi tidak ambyarrr.
Selain becak Semarang, suami saya membelikan 4 set angklung (41 buah) tahun lalu. Maksudnya supaya lebih lengkap inventarisnya dan bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan budaya Indonesia di Jerman selagi mampu.
Segera beberapa tamu dipersilakan maju untuk memegang angklung. Ketika beberapa menit saya mengajarkan tamu cara memainkan angklung, kami pun menyanyikan lagu "Happy birthday." Great job.
Sebenarnya keluarga minta dua tari dan dua lagu tapi saya hanya siap-siap satu tarian dan satu not. Saya pikir sudah ada acara musik, cabaret dan pembacaan pantun, kebanyakan dan ... antri.
Lega, akhirnya pulang
Sebelum berangkat tadi, kami berdiskusi tentang siapa yang menyetir PP. Disepakati suami yang menyetir saat berangkat, saya yang waktu pulangnya. Sebabnya, jika orang sudah minum alkohol meski hanya satu gelas tidak boleh menyetir.
"Kita SMP ya, selesai makan pulang." Ucap saya sambil membenahi make-up di mobil.
"Ya, nggak enak sama teman. Pulang terakhir, ya?" Suami cemberut.
"Kalau aku harus nyetir, berhak menentukan kapan pulang. Takutnya ngantuk, mata nggak awas menyetir, jadi jangan larut malam. Kecuali, kalau kamu tidak minum dan pulangnya nyetir. Kita bisa tinggal lebih lama tapi jangan sampai Subuh." Saya mencoba untuk berargumentasi.
Suami saya ngakak.