Begitu celoteh anak-anak pada minggu lalu, beberapa hari sebelum sekolah dimulai.
Memang sekolah di Jerman sudah dimulai beberapa bulan yang lalu, tapi hanya khusus bagi mereka yang dinilai sudah sadar diri untuk memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan tangan. Mereka adalah kelas 9 (15 tahun ke atas) sampai kuliah.
Rupanya, ada kelanjutan dari keputusan pemerintah Bundes Republik Deutschland itu, yakni dengan membuka kembali sekolah bagi anak kelas 8 ke bawah per 15 Juni 2020. Namun ada tapinya, supaya ada jarak dan mudah dalam mengawasi anak-anak, kelas dibagi dua. Misalnya ada 30 anak, hanya 15 anak yang masuk, sedangkan 15 anak lainnya harus menunggu satu minggu alias tinggal di rumah.
Di sebuah SD di Tuttlingen, dibuat berbeda, 4 jam dibagi dua. Pukul 08.00-10.00 untuk kelompok pertama, lalu pukul 10.30 -12.30 untuk kelompok kedua. Jeda waktu untuk mengantisipasi gerombolan massa.
Ah, dari awal-awal gelisah menerpa, "saya akan merasa kehilangan anak-anak. Apakah keputusan percobaan mengembalikan anak-anak kembali ke sekolah ini akan sukses?"
Saya juga takut kalau anak-anak sakit, saya khawatir jika anak-anak yang berlibur Pfingsten ke luar negeri (Italia, Swiss) akan menjadi the carriers.
Mana anak-anak bisa saja bosan memakai masker lalu deket-deket satu sama lain. Lupa cuci tangan atau disinfektan, lalu garuk sana-sini. Aduuuh, namanya ibuk-ibuk, pikiran di kepala selalu menari-nari. Maafkan.
Pengumuman kepala sekolah bahwa kasus corona pertama terjadi
Kata orang, jangan suka berpikiran buruk karena itu akan mempengaruhi apa yang terjadi dalam hidup ini. Dan itu benar terjadi.
Pada hari Senin, 22 Juni 2020 adalah hari pertama anak-anak kami masuk sekolah. Pagi-pagi berangkat, riangnya bukan kepalang. Mereka pulang pun dengan wajah hip-hip ceria. Segitunya kangen sekolah, ya? Biasanya pulang rumah, mukanya sudah kesel dan capek badan.
Sampai malam-malam sedang asyik berdua nonton TV, suami saya berteriak. "Oh, nein!"
Ia tidak percaya membaca email dari kepala sekolah tempat anak kami belajar. Si ibu mengumumkan bahwa telah terjadi kasus corona yang pertama kalinya.