Seorang madam dengan gaun yang cantik berwarna pink mengelus-elus rambut anaknya. Tas tangannya tampak tergolek di depan kakinya yang bersepatu hak tinggi.
Nelly: Maaf ya, Anda jadi kurang nyaman. Pesawat turbulensi, biasa terjadi dalam sebuah penerbangan. Cuaca di luar sangat buruk jadi Anda harus tetap memasang sabuk pengaman. Anak Anda juga, ya. Anak Anda mau saya ambilkan kertas dan pensil berwarna untuk menggambar? Mungkin akan menghibur hatinya yang kacau.
Penumpang 8: Tidak, tidak mauuuuu ... aku takuuuuuuut. Pesawat akan segera jatuuuuuuuh. Huhuuuuuu ....
Anak dari penumpang 7 berteriak dan meraung-raung. Ia memeluk boneka yang ia bawa dari Zuerich. Linangan air matanya membuat Nelly terharu. Nelly mencintai anak-anak.
Nelly: Hey ... Pssssst ... jangan menangis, sayang ... kita nyanyi, yuk. Kamu tahu Heidi? Itu lho, yang tinggal di gunung. Hololeihiiiiiiii ...
Nelly mulai bernyanyi. Jondelt, cengkok menyanyi yang meliuk-liuk khas masyarakat tradisional Swiss, Austria dan Jerman. Badannya bergoyang-goyang, menari bak penari kabaret.
Penumpang 7: Oh iya, kita sudah baca buku tentang Heidi minggu lalu, kan. Pramugari bisa menyanyi untuk kamu. Ayo, nyanyi, yuk. Kamu bisa nyanyi juga kan, princess. Tuh, pramugari pinter joget juga.
Si gadis kecil mulai mengamati pramugari dari ujung rambut ke ujung kaki. Ia menghentikan tangisnya. Sang mama mengusap pipinya dengan tisu. Perlahan tapi pasti, mereka bernyanyi bersama Nelly.
Nelly: Wahhh ... kamu pintar sekali. Jempol. Aku ambilkan coklat hangat untuk kamu, ya, princess. Supaya hatimu selalu bahagia. Ibuk juga mau sesuatu dari dapur? Sebentar, ya.....
Si anak mengangguk tapi si ibu menggeleng. Nelly pamit ke dapur. Ia hampir saja tersungkur karena pesawat seperti kena gempuran dahsyat.
CUT