Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata Ada Juga Orang Jerman yang Malas atau Nggak Mau Pakai Masker

20 Mei 2020   05:03 Diperbarui: 20 Mei 2020   05:10 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakai syal juga boleh asal hidung dan mulut tertutup (dok.Gana)

Orang dewasa sudah pada pakai tapi tidak semua. Seperti yang pernah saya ceritakan bahwa seorang tetangga yang istri dokter gigi dan bekerja sebagai Heilpraktikerin atau tukang obat herbal, justru nggak mau pakai masker karena ia menganggap virus covid kayak virus lainnya. Ia nggak mau terlalu ribet memikirkannya. Oh, saya pikir ia harus jadi teladan di bagian kesehatan bagi kami para tetangganya. Nggak, tuh.

Masih banyak orang dewasa lainnya yang nggak pakai di tempat umum, entah terbuka atau tertutup. Ketika berpapasan mereka, kami biasanya hanya geleng kepala. Nggak ada rasa bersalah atau nggak enak, ya? Mereka cuek bebek saja.

Di alun-alun kota kami, selalu ada pasar tradisional yang digelar tiap hari Senin dan Jumat pagi. Para penjual semuanya memakai masker tetapi tidak dengan pembeli. 

Jika mereka nggak bawa masker, syal yang dilingkarkan untuk menutupi mulut dan hidung sudah OK dan terlihat di sana-sini. Sayangnya, ada satu-dua orang dewasa sebagai pembeli yang acuh tak acuh. Mereka nggak sadar bahwa masker bisa menyelamatkan nyawa diri sendiri dan orang lain.

Bahkan ada artis yang menentang peraturan pemakaian masker. Salah satunya adalah penyanyi Xavier Naidoo dari Mannheim. Ia adalah salah satu mantan juri "Deutschland Sucht Den Superstar- DSDS", ajang pencarian bakat yang digagas oleh Dieter Bohle. Xavier membuat video propaganda yang mengatakan bahwa pemerintah Jerman hanya membuat masyarakat resah dan menuding wajib pakai masker itu hanya untuk menyudutkan kaum lansia. 

Ia menambahkan bahwa ia nggak percaya adanya pandemi corona itu benar terjadi atau hanya buat nakut-nakuti penduduk Jerman saja.

Tuh, kann di Jerman orang nggak bener pakai maskernya. Paling heboh, ada yang menentangnya. Saya kira hanya orang Indonesia atau Asia saja yang begitu. Ternyata, saya salah sangka.

Ditambah beberapa hari yang lalu, kami mampir sebentar di sumber mata air Danube yang mengalir ke 10 negara di Donaueschingen untuk ambil cut video. Olala, hari memang panas dan banyak turis. Kaget, hanya saya dan suami yang pakai masker. Hasilnya, kami yang jadi tontonan orang, bukan Quelle nya. Alamak.

Pakai masker asal-asalan ada di Jerman

Ada kisah lucu ketika kami pergi belanja. Seperti biasa, kami selalu datang satu jam sebelum toko tutup (sekitar pukul 21.00) dengan anggapan nggak banyak yang belanja karena sudah malam. Saat membayar belanjaan, saya kaget karena ibu kasir yang kira-kira umurnya 50 an itu memakai masker tetapi hidungnya yang panjang masih nongol. 

Saya yakin sebabnya bukan maskernya yang salah, sesak atau nggak muat tetapi si ibu sengaja nggak memakainya dengan baik dan benar. Memang benar bahwa ada penghalang kaca di meja kasir, tetapi tetap saja itu bukan contoh yang baik. Masih ada anak-anak yang dibawa ibunya belanja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun