Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Tradisi Memanggang Baklava untuk Zuckerfest di Jerman

18 Mei 2020   03:47 Diperbarui: 18 Mei 2020   03:47 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memanggang Baklava dikatakan sudah turun-temurun di dalam masyarakat Turki di Jerman. Teman-teman Turki saya yang muda-muda, yang nggak ada waktu atau malas membuatnya, mereka biasa pesan ke toko Turki langganan. Siapa cepat pasti dapat. Kalau kehabisan, terpaksa bikin sendiri. Harus. Apalagi memanggang sendiri itu ternyata lebih sehat dan murah meskipun agak repot sedikit, lho. Jangan lupa, terselip rasa bangga di hati.

Sebentar, Kompasianer sudah pernah mendengar makanan ini atau bahkan mencicipinya atau belum, sih? Manis legit! Namun saya tahu, untuk orang-orang tertentu, Baklava terlalu manis untuk dikunyah. Makin parah kalau giginya bolong dan lupa sikat gigi lalu sakit gigi semalaman. Payah, kan. Hati-hati, ya.

Resep Baklava

Mau tahu resepnya?  Saya sudah tiga kali mencoba, nagih. Bahan yang diperlukan adalah kulit Baklava yang bisa dibeli di toko Turki, kacang pistazien berwarna hijau yang sudah ditumbuk kasar secukupnya, madu, mentega dan air.

Tahu cara membuatnya dari seorang teman dari Suriah. Ia bercerita saat istirahat kursus bahasa Jerman C1 beberapa tahun yang lalu. Konon, itu mirip dengan cara orang Turki. Begini katanya:

  • Mula-mula cairkan 250 gram butter, diamkan.
  • Ambil satu gelas air hangat dan campurkan dengan separoh gelas madu. Campuri sepercik garam biar gurih. Madu bisa juga diganti dengan setengah gelas gula pasir. Aduk sampai rata.
  • Campur cairan butter dengan cairan madu.
  • Siapkan loyang oven. Jika ingin memakai langsung loyang, olesi dengan butter atau margarin supaya nggak lengket. Saya suka menggunakan kertas minyak supaya loyang nggak lengket, nggak kotor dan nggak tergores atau rusak loyangnya.
  • Letakkan satu lembar kulit Baklava, olesi dengan cairan madu pakai kuas. Tumpuk lagi dengan selembar kulit Baklava lagi, olesi lagi dan lagi. Ulangi sampai separoh jumlah kulit yang kita punya.
  • Taburi dengan kacang Pistazien. Lebih banyak lebih enak karena jadi tebal.
  • Letakkan lembar demi lembar sisa kulit, jangan lupa olesi dengan cairan madu pakai kuas, ya.
  • Jika kulit Baklava telah habis, ambil pisau panjang dan potong menjadi ukuran kotak. Bisa juga dipotong setelah matang tapi bentuknya jadi nggak bagus.
  • Masukkan ke oven yang telah dipanaskan selama 5 menit. Ingat temperaturnya 180 derajat. Set alarm sampai 30 menit, di mana Baklava berwarna coklat keemasan.
  • Keluarkan dari loyang, tunggu 5 menit.
  • Guyurkan sisa cairan madu yang hangat-hangat kuku di atas Baklava.
  • Siap dihidangkan. Orang Suriah atau Turki suka melahapnya dalam kondisi dingin, saya suka yang hangat atau panas karena lebih nendang.

Zuckerfest

Sebelum masa pandemi (corona), semua orang akan berkumpul dan bersukaria di masjid-masjid terdekat sampai yang terbesar. Kemudian orang-orang kembali ke rumah untuk saling bermaaf-maafan, acara sungkem, makan bersama sampai foto-foto.

Itu pula yang terjadi di Jerman. Hanya saja, nggak ada acara sungkeman dan perempuan disarankan untuk sholat di rumah saja. Usai sholat, mereka akan berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Anak-anak yang sekolah, mereka diliburkan atau diijinkan pihak sekolah selama dua hari untuk tinggal di rumah demi merayakannya. Jadi ada temannya, rasanya selangit. Saya suka gabung sebentar kalau pas lewat rumah orang-orang Turki sembari silaturahim. Herannya, mereka merayakannya di luar rumah depan jalan, rame! Mengapa nggak di dalam rumah, ya? Barangkali supaya banyak orang tahu, berhenti dan mampir seperti saya ini.

Kompasianer, tebak salah satu makanan yang ada di meja mereka selama Zuckerfest? Seratus, Baklava!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun