Sebuah email dari guru kelas di sekolah anak, kami diterima. Membaca isinya, sungguh menarik. Dikabarkan sekolah akan dimulai 3 Mei 2020 hanya bagi siswa tingkat tertinggi seperti Berufschule (sekolah kejuruan seperti jurusan teknik mesin, guru TK, bisnis), Gymnasium (kelas 9,10,11,12) dan Realschule (kelas 9,10,11,12). Mereka itu dinilai sudah tahu betul bahaya corona dan pencegahannya. Contohnya memakai masker, kesadaran ini diharapkan lebih tinggi ketimbang anak-anak umur di bawahnya.
Sehingga membuka taman kanak-kanak tidak disarankan, mengingat masker belum disukai dan disadari anak di bawah 6 tahun. Malah nanti bisa kehilangan nafas jika dipaksakan. Bahkan anak SD hingga kelas 8 pun dirasa masih kurang cukup mau selalu menggunakan masker ketika berada di rumah.
Selain itu, menjaga tidak terlalu banyak siswa di sekolah adalah hal yang penting demi meminimalisir pemaparan virus COVID-19.
Pelaksanaannya pun terjadwal, supaya kelas tidak penuh. Anak-anak dibagi dua, misalnya 10 anak datang pada hari Senin, Rabu, Jumat. Anak yang lain datang pada hari Selasa, Kamis. Sehingga nantinya, meja bisa diatur tidak berdekatan dan anak-anak yang ada di lingkungan sekolah tidak terlalu ramai. Pengawasan gurupun bisa lebih intensif.
Beberapa tambahan aturan misalnya hanya boleh satu anak di dalam toilet dan gang sekolah tempat nongkrong atau istirahat siswa, diberi titik atau garis batas untuk berdiri (1,5-2 Meter dari siswa lain).
Semua Siswa Akan Naik Kelas
Jerman memiliki 16 negara bagian; Baden-Wrttemberg, Bayern, Berlin, Brandenburg, Bremen, Hamburg, Hessen, Mecklenburg-Vorpomern, Sachsen, Rheinland-Westfalen, Rheinland Pfalz, Saarland, Sachsen, Sachsen-Anhalt, Schleswig-Holstein, Thueringen.
Demi memutus rantai penyebaran wabah corona, Jerman lock down. Bundes Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan pada hari Sabtu bahwa sekolah akan ditutup sejak 17 Maret sampai liburan paskah. Praktis baru 20 April 2020 sekolah dimulai. Namun melihat grafik pertambahan pasien masih naik, pemerintah mengajukan sampai 3 Mei 2020 dengan beberapa ketentuan khusus.
Pada tanggal 20 April 2020 yang lalu, pemerintah daerah tempat kami tinggal yakni Baden-Wrttemberg, mengumumkan bahwa sehubungan dengan wabah corona, semua siswa akan naik kelas tahun ajaran ini. Tidak akan ada anak yang harus mengulangi lagi pada September nanti atau tahun ajaran baru 2020/2021. Hanya saja, ada saran dari sekolah bahwa jika orang tua merasa kurang puas dengan hasil raport anak, anak boleh secara suka rela mengulangi supaya lebih paham dan memiliki nilai yang lebih baik. Sekali lagi, hal itu bukan paksaan.
Mengapa semua naik kelas?
Sebabnya, nilai tidak bisa dikumpulkan mengingat banyak tes atau ujian yang tertunda selama masa karantina sejak 17 Maret 2020. Penyampaian materi pun terhambat. Tidak semua sekolah bisa melakukan proses belajar dengan video call dan sejenisnya. Jerman negara modern dan maju tapi ingat, masyarakatnya nggak hanya lokal tapi pendatang dari Italia, Turki, Rusia, Asia, Rumania dan lainnya. Ada juga siswa yang tidak punya sambungan internet cepat atau tidak punya gadget misalnya. Itulah sebab, ada keputusan penting yang diambil pemerintah: