Itulah Jerman, aturannya detil sekali, dari kepala sampai kaki, dari pojok sana ke pojok sini. Pilihan bagi yang melanggar: jika tidak mau denda, silakan masuk penjara. Males, kan?
Bagaimana dengan Indonesia, apakah kita akan melindungi remaja di bawah umur untuk tidak kelayapan dan sembarangan tampil di muka publik? Jangan tanya pada angin.
***
Demikian sedikit catatan saya dari mendukung perjuangan Claudia di kancah musik Jerman.
Rambut hitam dan panjang memang ciri orang Indonesia-Asia. Walaupun demikian, saya harap Claudia pakai pernik Indonesia di final nanti. Entah anting atau kalung Dayak, atasan batik, rok Tenun atau ikat pinggang lurik. Seolah makin melengkapi kesempurnaan dan talenta Claudia di mata dunia.
Teman-teman, penduduk Indonesia ada 250 juta. Jika 1 persen saja kirim SMS, sudah ngawu-awu. Penduduk Jerman hanya 80 juta, satu persen yang kirim SMS tetap lebih sedikit dari vote Indonesia. Keren badai, kan? Jangan enggan dukung dia hari Minggu nanti, di Jam yang sama 20.15 atau 02.00 WIB.
Apapun yang terjadi di babak final nanti, menang-kalah itu soal biasa. Yang terpenting Claudia yang baru 1,5 tahun di Jerman, sudah berani ikut tampil dan sejauh ini nggak mengecewakan.
"Jangan tanya apa yang negara berikan padamu, tanya apa yang kamu berikan pada negara."(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H