Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Affandi, Peninggalan Budaya Indonesia dan Konservasi Karyanya

25 Oktober 2019   21:07 Diperbarui: 26 Oktober 2019   23:10 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemandangan itu membuat saya ingat akan Raden Ajeng Kartini. Putri bupati Jepara yang go internasional, mampu menjaga hubungan baik dengan teman-teman dari barat dan memiliki pemikiran yang maju. Luar biasa.

Mami Kartika dan jaringan internasional (dok.Gana)
Mami Kartika dan jaringan internasional (dok.Gana)
Pelukis wanita Indonesia bisa! (dok.Gana)
Pelukis wanita Indonesia bisa! (dok.Gana)
Workshop tentang Affandi
Museum Affandi yang ada di dekat Gajah Wong dibangun dengan desain dan konstruksi ala Affandi. Konon kata Mami Kartika, bangunannya rapuh karena hanya dibuat dari kapur dan batu-bata. Padahal di dalamnya tersimpan lukisan-lukisan bersejarah milik almarhum Affandi.

Itulah sebabnya, banyak pihak dari luar negeri yang memiliki ketertarikan dengan konservasi dan pelestarian budaya dan peninggalan bersejarah mau membantu. Salah satunya adalah Universitas Wina yang bekerjasama dengan Universitas Krems. Tentu saja dengan bantuan ASEA UNINET, dukungan Persatuan Austria-Indonesia dan Universitas Krems dan Universitas Wina tadi.

Mereka ini antara lain menyelenggarakan sebuah workshop berjudul "Affandi: Zeitgenossisches Kulturerbe Indonesien und seine Konservierung" atau atau "Affandi: Peninggalan budaya Indonesia dan pelestariannya" pada tanggal 17 Oktober 2019 yang lalu di auditorium Audimax der Donau Universitaet, Dr. Karl Dorrekstr.30, 3500 Krems.

Acara dibuka oleh pihak universitas yakni dekan Prof. Dr. Christian Hanus, Prof. Dr. Dr. HC A Min Tjoa sebagai coordinator ASEA-UNINET dan kata sambutan dari dubes RI LBBP di Wina, Bapak Y.M. Dr. Darmansjah Djumala. Bapak dubes ternyata adalah salah satu penikmat lukisan, apalagi lukisan Affandi. Dalam pidato beliau menyerukan rasa bangga bahwa Indonesia memiliki seorang pelukis unik seperti Affandi dan sejajar dengan pelukis dunia lainnya.

Setelah foto bersama, tari topeng dibawakan seorang blasteran Indonesia-Austria, Beatrice. Perempuan yang pernah menimba ilmu tari dari ISI Yogya dan menarikan tari Jawa di depan publik dalam rangka 100 tahun Affandi. Hadiah tepuk tangan yang meriah menghantar penari kembali ke belakang panggung.

Tak lama, Mami Kartika dengan kursi roda, naik ke atas panggung, tepat di tengah-tengah. Dengan usia 84 tahun, mami masih kelihatan sehat, energik, humoris dan memiliki ingatan yang sangat tajam. Pemaparan tentang Affandi dan Museum Affandi disampaikan beliau dengan singkat dan mendapat beberapa pertanyaaan dari hadirin.

Usai menyampaikan apa yang sudah disiapkan dari Yogya, mami kembali ke tempat semula. Standing ovation dari tamu, membuat saya bangga, Mami Kartika mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia internasional. Itu mengingatkan seruan tokoh terkenal di dunia,

"Jangan tanya apa yang negara berikan padamu, tanyakan apa yang kamu berikan pada negara." Teman-teman, kita sudah nyumbang apa? 

Prof.Tjoa dari ASEA-UNINET, mami sebagai Limbuk dan saya (dok. Gana)
Prof.Tjoa dari ASEA-UNINET, mami sebagai Limbuk dan saya (dok. Gana)
Upaya Luar Negeri dalam membantu Pelestarian Budaya Indonesia
Dr. Patricia dan Dr. Ulrike Herber menggantikan mami. Mereka berdua di atas podium. Dijelaskan oleh Dr. Uli bahwa perkembangan konservasi lukisan Affandi antara lain 8 lukisan pastel tahun 2015, "The Three Beggars" (tahun 2016-2018) dan  konsep konservasi pada lukisan Affandi lainnya.

Ditambahkan bahwa ada kerjasama dengan ISI Yogya dengan universitas Wina pula yaitu berkaitan dengan Wayang beber, sebagai salah satu peninggalan budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Acara yang dimulai pukul 18.30 itu semakin hangat. Indonesia kaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun