Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tren Dekorasi Ranting pada Musim Semi

10 April 2019   19:06 Diperbarui: 31 Desember 2020   19:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ranting Forsythien (dok.Gana)

April-April .... bulan April sudah hadir di depan mata. Apa yang istimewa darinya? Setiap bulan punya keistimewaan, seperti setiap manusia yang unik aka beda satu sama lain. Setelah musim dingin dengan temperatur udara rendah dan turunnya salju, tibalah musim semi. Yup, berbunga-bungaaaa. 

Bisakah Anda membayangkan pernak-pernik cantik terlihat di sekitar tempat tinggal kami? Ada bunga kuning Narzissen yang mulai memesona. Magnolia sampai Kirschbluten dan Mandel Bumchen yang mirip pohon sakura dengan bunga pinknya mulai menyolok mata. 

Krokus dan bunga lainnya menyeruak di antara rerumputan. Aiiih, seperti dunia fantasi saja. Tak heran jika orang Jerman ingin menyimpannya di dalam rumah. 

Iya, sebagai dekorasi rumah. Biasanya potongan tangkai bunga dan ranting pohon tersebut di atas akan jadi klangenan masyarakat Jerman. 

Saya biasanya malas untuk membeli tanaman yang sekali beli lalu dalam hitungan  beberapa minggu atau bulan harus dibuang ke sampah karena habis masanya, rusak. Enak menanam pohon atau bunga yang tahan 4 musim alias Winterhart. Sekali tanam, inshaallah bisa seumur hidup. 

Nah, mengenai ranting itu, karena dapatnya dari kebun, saya nggak usah repot untuk membeli dan nggak ada rasa dibuang sayang. Lah wong ada buanyakkkk. 

Orang Jerman yang nggak punya pohon atau tanaan itu di kebunnya, biasanya akan membeli di pasar mingguan (Wochenmarkt) yang digelar para hari Senin dan Jumat saja di alun-alun setiap kota. 

Ada juga yang menggelarnya pada hari Sabtu, tergantung kesepakatan pemdanya.  Oh, iya. Harga per ikat ranting dibandrol 2,90-4,90 euro. 

Baiklah, ranting pohon apa saja yang bisa mempercantik ruangan menyambut musim semi? 

Forsythien 

Pohon Forsythien misalnya. Di rumah kami ada tiga: satu di taman depan atau sebelah kamar tidur, di sebelah garasi bawah dan di kebun belakang dekat pagar. 

Rantingnya sangat menggemaskan karena berwarna kuning emas, warna khas musim semi. Suami saya menyebutnya pohon hujan emas. Ia berharap akan datang hujan emas beneran dan jadi kaya raya seperti kisah Bruder Grimm asal Jerman yang sealiran dengan HC Andersen dari Denmark.

Mandelbaeumchen 

Saya menanam 5 pohon di kebun belakang. Alasannya kami malas untuk pergi ke Bonn melihat pohon yang instagrammable itu. Banyak orang ke sana. Saking exciting sampai ketabrak mobil nggak lihat jalan. 

Ah, bukankah lebih baik menanam di kebun sendiri? Pohon itu unik karena warnanya merah jambu sekali dan kalau bunganya sudah pada rontok, muncul daun hijaunya.

Orang-orang suka takjub memandang keindahannya dan akan kecewa berat ketika hujan tiba dan menggugurkan bunganya ke permukaan tanah. 

Cerita lain yang nggak enak, biasanya para tetangga bakalan mengeluh karena ada banjir sampah bunga berwarna pink di halamannya. Alamak. Untung saja, saya selalu memotong rantingnya supaya tidak terlalu tinggi hingga menyaingi pagar kebun. Kalau lebih tinggi pasti bisa terbang ke tempat tetangga. 

Magnolia 

Dulu waktu kecil, saya suka beli sabun yang ada gambarnya Magnolia. Merek apa, ya? Entahlah. Yang jelas, gara-gara itu, saya jadi menanamnya di kebun depan rumah dekat pintu utama. 

Pohon Magnolia ini lucu, kalau terlalu dingin dan nggak kena banyak matahari, ngambek bunganya nggak mau mekar. Kuncup terus, begitulah. Huuuh. Jika salah musim dan panas terus, ia akan mekar. Indah sekali. Dari kejauhan seperti pohon yang nggak ada daunnya, hanya bunga semua. Cuantik poll. 

Obstblte

Bunga yang ada di ranting pohon buah seperti ceri, tampaknya juga jadi pilihan orang Jerman. Bunga putihnya akan cantik dipasang di vas transparant. 

Kalau lewat pohon itu baunya wangi, bukan karena ada yang gentayangan. Demikian pula dengan ranting pohon buah Pflaumen atau plum. 

Buah itu mengingatkan kenangan saya pada buah Jamblang. Warnanya mirip, cuma bentuk dan ukurannya saja yang beda. Jamblang termasuk kecil dan langsung, tipikal orang Indonesia.

Weinreben pohon itu unik sekali, rantingnya gemulai meliuk-liuk. Di antara ranting akan menggantung buah anggur. Daunnya biasa dibuat membungkus makanan ala Turki. Sayang pohon anggur hijau kami sudah ditebang karena buahnya asem. Lalu kami ganti untuk menanam stroberi saja. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
***

Jika di tanah air, hari gini banyak orang beragama Kristen atau Katolik mulai menghiasi pohon beranting dengan hiasan telur warna-warni, sama halnya dengan di Jerman. 

Tetapi apakah di dalam ruangan orang Indonesia juga menghiasi dengan ranting yang saya ceritakan di atas? Selamat menikmati suasana musim semi bagi yang sedang berkunjung ke Eropa dan selamat paskah bagi yang menjalankan. Ceritakanlah. Salam dari Jerman. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun