Ketiga, supaya ada impian yang saya titipkan pada siapapun yang beruntung mendapatkan tas-tas tersebut; banyak jalan menuju Jerman.
Gambar-gambar dan tulisan-tulisan berbahasa Jerman itu semoga membuat siapapun yang belum pernah ke Jerman, sedikit berfantasi "Wah, serunya Jerman. Mau terbaaaaanggg ...."
***
Dengan kebiasaan baik Jerman, semoga kita meneladaninya. Jangan pula kalah dengan negara-negara Afrika seperti Rwanda dan Kenya. Mereka begitu mantul dengan program nge-ban plastik di negaranya. Belanja pakai kantong plastik? Minta ditutug polisi Afrika yang razia ke sana-ke mari sampai blusukan pasar. Serem, ampun oooommm.
Jika memang Indonesia berminat dan niat, pasti bisa. Untuk itu dengan aturan harus membayar kantong plastik jika berbelanja yang sekarang mulai berlaku, saya usul supaya toko dan swalayan segera sekalian saja mengganti dengan tas kain atau keranjang yang lebih awet dan ramah lingkungan ketombang tas plastik berbayar. Mungkin harganya sedikit mahal dari kantong plastik yang hanya ratusan rupiah, tetapi lebih efisien dan lebih berjangka panjang. Toh itu bisa jadi ladang bisnis baru mereka yang kreatif pula. Bagaimana menurut Anda? (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H