Sejak kedatangan pertama kali ke Jerman sampai dengan hari ini, kami suka berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan keranjang lipat. Itu meniru kebiasaan mertua dan orang Jerman yang kami kenal. Jika saya harus naik bus, saya bawa kantong dari kain, rami atau dari parasut di dalam tas tangan.
Nantinya, saya mengangkut barang belanjaan sampai ke halte bus dengan aman. Bayangkan kalau pakai kantong plastik tipis, bisa lahirannn di jalan.
Nah, ternyata toko dan swalayan di Jerman sudah banyak yang ramah lingkungan. Tas kantong plastik misalnya, bahannya sangat kuat karena tebal dan bisa dipakai beberapa kali. Tertulis pula Di sana bahwa mereka mendukung program ramah lingkungan dunia. Selain itu, tas kain juga dijual retail dengan harga 1 euroan. Yang dari bahan tisu dan berupa keranjang lipat juga banyak. Tinggal pilih. Letaknya ada di bawah meja kasir. Bisa ambil sendiri dan nanti dihitung oleh kasir ketika ia menghitung total pembelanjaan.
Toko baju seperti H&M misalnya, kasir akan menanyakan apakah pelanggan membutuhkan kantong belanja," Brauchen Sie eine Tuete?" Ada yang dari kertas, ada yang dari plastik tebal.
Biasanya saya tegas menjawab tidak, "Nein, Danke." Mengapa? Karena memang di dalam tas tangan saya selalu ada lipatan tas parasut atau tas kain. Ringan dan praktis. Bagaimana dengan Anda? Berani menerima tantangan?
My bag is your bag
Tantangan itu sudah saya berikan kepada beberapa teman-teman dan kenalan di Indonesia. Mereka harusnya mulai berani bilang "tidak" jika ditawari tas kantong plastik saat berbelanja.
Mereka itu tersebar di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Lombok, Pontianak, Flores dan Semarang. Jika Anda salah satu dari mereka, Anda beruntung. Kalau belum, Anda belum beruntung, coba lagi.
Kantong-kantong gratisan yang saya kumpulkan dari teman, tetangga, saudara dan suami yang sering ke pameran dan mendapatkannya.
Untuk dana, sengaja saya meminta bantuan orang yang mau memberi hadiah ulang tahun saya di bulan Januari, untuk mengalirkannya sebagai dana segar demi pengiriman paket. Cara itu sudah saya mulai sejak pertama kali pulang dari Jerman setelah kepindahan dari Indonesia.
Pikir saya, orang Jerman hanya bawa satu-dua tas kain saat bepergian atau berbelanja, sisanya sayang sekali kalau hanya menghuni lemari dan tidak berguna. Kalau diberikan kepada orang Indonesia, pasti bermanfaat dan menginspirasi untuk tidak menggunakan kantong plastik. Selain plastik susah hancur secara alami, sistem daur ulang sampah di Indonesia menurut saya, belum serapi di Jerman.