Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Melepas Dubes RI untuk Hongaria dengan Cinta

13 Desember 2018   19:37 Diperbarui: 15 Desember 2018   02:31 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan untuk dubes Y.M Wening (dok.KBRI)

Dua dos putih ukuran 1 x 2 meter menumpuk di atas kasur yang pernah saya tiduri tempo hari. Kardus coklat baru yang masih terlipat rapi bersandar di dinding depan kamar tamu. Ada gunting, selotip dan kertas tergolek di atas meja bertaplak merah. Tumpukan kardus coklat yang sudah dibangun tetapi masih kosong berjajar di lantai. 

Delapan kardus coklat yang sudah berisi tampak melambaikan kertas yang bertuliskan apa saja isinya. Mereka menumpuk di seberang kamar tamu. Puluhan kardus sepatu bertumpuk rapi di kamar bu dubes. Kantong-kantong dan kotak-kotak hadiah berbaris di atas lantai. 

Di tempat tidur bu dubes Wening, empat koper besar sudah siap untuk diangkat. Begitu pula dengan kardus-kardus warna coklat yang sudah ditutup rapi, berisi dan bernomor. 

Sayang, masa tugas hanya sampai tahun ini

Ada apa dengan dubes LBBP RI untuk Hongaria, Yang Mulia Dra. Wening Esthyprobo Fatandari, M.A.? 

Penerima 10 awards dari Hongaria itu sedang berkemas-kemas pindahan ke Jakarta. Masa jabatan beliau sudah habis setelah 4 tahun menjabat. Satu periode, lebih satu tahun.

Di awali tahun 2014 dan berakhir tahun 2018. Karena dekat dengan beliau dan mengikuti sepak terjang beliau, sejak pertama kali bertemu saya berdoa supaya beliau diberi dua kali periode (3 tahun x 2) atau dipindahkan ke Jerman. Sayang, saya bukan presiden RI pak Jokowi.... 

Teman-teman, sengaja beliau capek-capek mengepak semua barang sendiri karena merasa bahwa nanti asisten bagian logistik; Yogi dan Anin serta sekpri, dik Karina, bukan lagi staff jika mereka sudah sampai di Jakarta. Maka dari itulah, mengepak barang sendiri jadi tahu boks apa berisi apa. Itu memudahkan beliau untuk mencari barang-barang pribadi nanti. Ughh. 

Membayangkan beliau mengepak sendiri, pindahan, ahh ... sudah capek, deh. Saya sudah pernah pindahan berkali-kali di tanah air karena mengikuti suami. Belum lagi saat pindahan dari Indonesia ke Jerman, dua kontener empat kakiiiiiii! Itu saja tidak cukup, masih banyak yang ditinggal di rumah orang tua, dijual atau dikasih-kasih orang. Bu dubes pasti lebih lagi dari itu, banyak yang ditinggal. 

dok.pribadi
dok.pribadi
Bu dubes dan pak dirjen (dok.KBRI Budapest)
Bu dubes dan pak dirjen (dok.KBRI Budapest)
Bu dubes dan penyanyi Hongaria (dok.KBRI)
Bu dubes dan penyanyi Hongaria (dok.KBRI)
Bu dubes dan desainer Hongaria (dok.KBRI)
Bu dubes dan desainer Hongaria (dok.KBRI)

Bu dubes dan Erika Bartos (dok.KBRI)
Bu dubes dan Erika Bartos (dok.KBRI)
Pesta perpisahan tidak harus sedih

Tanggal 2 Desember 2018, beberapa diaspora sudah mulai berdatangan di wisma duta KBRI Budapest. Ternyata ada acara natalan bersama disambung perpisahan dengan ibu dubes. Penganan sudah siap disantap, makan besar begitu harum leluasa terbang di ruangan menusuki hidung para tamu undangan. Perut sudah tak tahan untuk memberi komando otak mengutus tangan mengambil piring dan alat makan, segera menyerbu apa yang ada di meja, dari segala penjuru. 

Seorang diaspora bernama Putri dan seorang warga Hongaria, bahkan sempat mendokumentasikan acara dalam kanal youtube. Hebohnya lagi, acara juga disiarkan salah satu TV swasta di Indonesia secara streaming pada hari H pukul 14.00. 

Acara makin meriah atas kedatangan Sasvari Sandor, penyanyi yang terkenal dengan konser Jezus Kristus Szuperstar di Hongaria, bapak dirjen Sipos Sandor yang mantan mahasiswa darmasiswa di Solo, para desainer kondang Hongaria dan Erika Bartos sang penulis buku anak-anak kondang. Hari itu bukan hanya milik warga Indonesia di Hongaria saja. 

Warga asing pun ingin mengantarkan ibu dubes pada akhir masa tugas beliau. Ada hawa cinta yang dibagi di setiap sudut ruangan. Seperti kata sekretaris KBRI mbak Titania, acara perpisahan tidak harus sedih tetapi ceria. Tuhan akan mempertemukan manusia jika takdir sudah digariskan demikian. 

Tak heran jika staff KBRI menyanyikan "Mamamia let me go", menari bersama dan menyerahkan masing-masing satu tangkai mawar merah pada bu dubes. Semua tertawa terbahak-bahak saking lucunya. Sorak-sorai makin mengguncang wisma ketika hadirin dan bu dubes bermain ular naga panjangnya. Ah, masih banyak pentas yang luar biasa dari diaspora untuk ibu dubes. Semua ingin melepas bu dubes dengan cinta. 

Kenangan terindah bersama (dok.Gana)
Kenangan terindah bersama (dok.Gana)
Harapan dari dan untuk Dubes Hongaria

Teman-teman, selama menjabat, banyak orang yang sudah dibukakan pintu rejekinya oleh bu dubes. Salah satunya sekpri beliau yang mengatakan bahwa dahulu di kampus sering dibully. Ia diolok-olok tidak akan bisa ke luar negeri seumur hidupnya karena tidak mampu. Ternyata berkat pertemuannya dengan bu dubes, hidupnya berubah. Ia bisa keliling dunia ke mana ia suka, dengan menggunakan paspor diplomat. Bebasssss! Itulah mengapa ia menganggap bu dubes sebagai ibunya sendiri. 

Ibu dubes memang sengaja melakukan hal-hal yang mirip kepada semua orang tanpa pandang bulu karena inshaallah ada manfaat ketika beliau membukakan pintu dan memicu seseorang menjadi  a brand new person. Saya jadi ingat, beliau yang memberi kata pengantar buku "Exploring Hungary" dan memberi ceramah kewanitaan di hari Kartini di malam Indonesia yang saya adakan di Jerman. 

Sampai suatu hari kejutan beliau datang, dua buah penghargaan kepada saya selaku diaspora berbakat, berstempel KBRI Budapest dan ditandatangani beliau. Itu kisah seribu satu. Matur sembah nuwun, kanjeng ibu.... Hmmm, dalam detik-detik terakhir pelepasan jabatan, apa perasaan beliau yang selalu tampil 100% Indonesia itu, ya? Tentu campur-campur. Beliau mengaku bersyukur bahwa dikarunia hari-hari terakhir terindah yang bisa dimiliki dalam hidup. 

Menjadi orang yang banyak didengar orang-orang menjadi bagian hidup bu dubes yang luar biasa. Jika menjadi orang biasa, belum tentu apa yang beliau katakan didengar orang-orang. Pengakuan dari orang Hongaria dari kalangan biasa sampai pejabat penting negara, menjadi tanda kesuksesan dan pencapaian utusan negara RI itu. 

Harapan semoga KBRI di Budapest semakin maju, nama Indonesia semakin berkibar. Ditambah, apa yang sudah dimulai beliau tidak berhenti begitu saja karena beliau kembali ke tanah air. 

Saya ingat sekali kalimat beliau bahwa siapapun yang ada di menara gading tidak boleh lupa, tidak harus selalu mendongak melainkan memandang ke segala arah. Semoga. Selamat kembali ke pelukan Ibu Pertiwi, bu dubes. Sampai jumpa lagi dan terima kasih atas semua yang telah ibu beri kepada kami dan Indonesia. Jika ibu berkenan untuk menuliskan pengalaman ibu selama menjabat di sini, Kompasianer pasti akan senang sekali.(G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun