Selain aktif berorganisasi di Kadin dan Tangan Terampil Indonesia, ia juga dosen tidak tetap sebuah universitas dan trainer di bidang komunikasi dan kewirausahaan.
Beberapa hal itu pastilah menjadi media yang bagus untuk memasarkan produknya. Selain itu,pameran masih kami anggap penting adalah Inacraft dan Indocarf. Kedua events tersebut seperti ujian kenaikan kelas. Saat pameran Trasty mengetes selera pasar terhadap produk. Sejauh ini respon konsumen cukup bagus, dan Tasty cukup bangga bahwa produk daerah bisa merebut hati konsumen di Jakarta ataupun juga warga negara asing.
Tidak heran jika Trasty sering mendapat pelanggan dari berbagai instansi seperti kementrian ataupun kantor dinas untuk membuat aneka tas seminar (seminar kit) dengan berbahan dasar kain lokal. Pelanggan Trasty antara lain dari Pertamina, Kantor Agraria Jawa Tengah, kementerian kesehatan, Bank Jateng, YDBA Astra, Dinas Perindustrian Jawa Tengah dan sebagainya.
Kemudian, Trasty juga mempertimbangkan pentingnya penjualan lewat on line. Pameran adalah ajang promosi dan ada kesempatan untjuk bisa berinteraksi langsung dengan konsumen. Sedangkan on line bersifat penjualan secara praktis, orang bisa melihat produk secara di internet di mana saja dan kapan saja. Untuk mengirim produk pesanan para konsumen, Trasty juga menggunakan jasa JNE, jasa pengiriman besar dan terpercaya di Indonesia.
Tidak menutup kemungkinan bahwa konsumen on line mengunjungi stand Trasty saat pameran dan konsumen yang baru kenal saat pameran bisa menindaklanjuti lanjut pembelian serta menjaga silahturahmi secara online.
Marketing produk Trasty sendiri tidak hanya di dalam negeri karena juga dipasarkan di Malaysia, Singapura dan Australia.
Jika seseorang memiliki praktek dokter, toko atau sebuah perusahaan, ternyata tidak mesti harus anak-anaknya yang melanjutkan usaha itu. Setiap anak memiliki ketertarikan dan bakat yang berbeda.
Maka dari itu, Naneth tidak melibatkan anaknya sebagai bagian dari regenerasi. Anaknya bebas memilih masa depan yang dia inginkan. Memperkenalkan dan melibatkan dalam bisnis pasti iya, tetapi itu kepada sekedar untuk memperkenalkan nilai/arti bekerja keras, belajar menghargai orang tua (karyawan) dan tidak membedakan untuk berkumpul/bergaul dengan karyawan (dimana ibunya adalah pemilik usaha), memperkenalkan nilai uang, memperkenalkan bagaimana mengelola usaha, memperkenalkan permasalah dan solusi dalam usaha. Jikalau suatu hari ia berminat, bisa mengambil bagian, kalau tidak, ya tidak masalah.
Oleh karena itu, Naneth mempersiapkan bentuk usaha Trasty menjadi koperasi, agar setiap karyawan kelak mampu sebagai pemilik dari usaha (konsorsium).
Saat ini trasty semakin menguatkan diri untuk melakukan pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari proses produksinya. Salah satunya dengan berkolaborasi dan mengintensifkan peran dari Tangan Terampil Indonesia. Semakin intensif mengadakan kegiatan pelatihan agar semakin banyak memberdayakan sesama perempuan.