Jika diamati, saya ingat kata pepatah "Apalah arti sebuah nama." Bagi saya nama adalah doa dan harapan, bisa terwujud! Naneth berhasil mendapat kepercayaan masyarakat atas produk dan jasanya, berkat nama produk yang ia pilih.
Trasty berdiri pada tahun 2012, waktu itu produk yang ditawarkan ke pasar adalah tas batik exclusive yang hanya memiliki jumlah pengrajin terbatas. Saat ini, trasty telah berkembang menjadi berbagai produk kerajinan berbahan dasar kain perca batik. Diversifikasi produk menjadi bervariasi dengan tujuan agar semakin menguatkan potensi pengrajin sesuai kemampuan ketrampilan yang dimiliki. Trasty mempertahankan produksi dengan sistem pemberdayaan dengan tujuan agar semakin mampu melibatkan banyak orang, khususnya perempuan. Trasty juga tetap konsisten menggunakan bahan lokal yakni kain tradisional seperti batik ataupun tenun, dengan tujuan untuk memperkenalkan dan bercirikan khas Indonesia, seperti taglinenya yakni a handicraft of Indonesia.
Oh ya, untuk mengerjakan produknya, Naneth menerima siapa saja yang mau bekerjasama dengannya, dengan latar belakang pendidikan minimal apa saja, baik normal atau difabel. Ia percaya dengan menerapkan sistem seleksi alam, ia akan ditemukan dengan orang-orang yang baik seperti doanya.
Sebanyak delapan orang tim produksi di workshop dan belasan pengrajin binaan yang mayoritas (80%) adalah perempuan dari latar belakang keluarga pra sejahtera, seperti perempuan KDRT (korban kekerasan rumahtangga), penyapu jalan dan tukang sayur.
Baginya, tim adalah bagian dari kesuksesan. Mereka tidak bekerja untuk dirinya saja, tetapi mereka bekerja untuk keluarga mereka, untuk eksistensi mereka. Naneth percaya, bahwa penghasilan yang diperoleh karena bekerja dengan baik dengan niat baik, akan memberikan kesejahteraan yang baik tidak hanya untuk dirinya tapi juga bagi keluarga. Istilahnya, kalau upah yang diterima halal, maka lebih langgeng daripada upah besar tapi tidak barokah untuk dirinya dan keluarga.
Apa yang membedakan Trasty dengan merk produk yang sejenis?
Persaingan bisnis di tanah air pasti ketat. Naneth jitu berprinsip bahwa salah satu kunci penting dari bisnis handicraft adalah kreativitas. Mengingat produk handicraft memiliki potensi untuk bisa saling tiru, sehingga mereka berpacu untuk terus menghadirkan produk yang memiliki keunikan dan berciri khas. Itulah sebab mereka terus menciptakan produk-produk yang unik dan menarik, baik dari segi bahan, design ataupun fungsi produk. Dengan kata lain, Naneth yakin produk Trasty sangat tidak pasaran dan motif batik pilihannya menarik.
Sedangkan bahan-bahan untuk produknya, mereka harus mencari dari mana saja dan apa saja, dengan syarat; harus berciri khas kain tradisional Indonesia.
Naneth memiliki pendirian bahwa orang yang kreatif adalah orang yang memikirkan produk untuk pencapaian dirinya, bukan untuk bersaing yang lain. Trasty tidak terlalu pusing memikirkan pesaing, melainkan lebih konsentrasi dengan apa yang sedang menjadi tren atau diinginkan konsumen agar kami bisa terus update dengan produk yang dihasilkan. Mendapatkan "hati" konsumen itu jauh lebih penting daripada memperhatikan persaingan di sekitar.