Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkenalan dengan Dubes RI untuk Jerman yang Baru

1 Desember 2018   17:34 Diperbarui: 1 Desember 2018   22:01 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Setelah asyik mengamati kudapan manis di dalam gelas dan mengambil salah satu, saya membalikkan badan. Omaigot, saya seperti disengat lebah karena dalam jarak sekian senti ada pria segaban di depan muka saya. Kageeet. Hahaha ... itu suami saya.

"Aku tahu kamu ada di sini, kamu suka yang manis-manis?"Matanya melirik Mousso Schokola, puding coklat Perancis di  dalam gelas seupil.

"Haaaa ... jahat, aku kaget. Kok, mendadak di sini?"  Saya mau ngakak karena baru tahu suami mengamati saya dari jauh dan mendekati saya tanpa aba-aba. Sungguh mengagetkan.

"Ayo, kita ke pak dubes. Kamu harus foto bersama, mumpung ketemu" usul suami saya. Sayanya meringis.

Tangan saya digandeng. Badan saya yang kecil mudah hilang ditelan kerumunan orang-orang yang rata-rata bertubuh jangkung. Maklum, orang Eropa. Mungkin belahan jiwa saya itu takut saya hilang di antara ratusan orang yang antri makanan, saya harus dibimbing. Ya Allahhhh panjang antrian untuk makanan nusantara ... seperti jaman Belanda antriannya. 

Langkah kecil saya mengikuti jangkahnya yang lebar. Begitu hampir dekat dengan meja pak dubes, saya menggeleng.

"Bapak sedang makan, nggak boleh."

"Ah, iya .. ya ... ngganggu." Matanya mengawasi piring yang sedang dinikmati pak dubes. Untung saja suami saya nggak ngiler karena ia sudah makan kebanyakan jajan pasar bikinan diaspora di Jerman, sebelum makan besar tadi.

Kami mendekat ke meja bundar yang dikelilingi ibu-ibu dari Indonesia. Pak Prof. Muliaman Hadad, P.hD dubes RI di Swiss yang mulanya ada di tengah-tengah mereka, menuju kursi depan panggung karena acara akan segera dilanjutkan. Kami mengikuti langkah beliau. Begitu beliau duduk, saya mendekat untuk menyapa dan meminta foto. Klik, jadi. 

Beberapa menit kemudian datang seorang pria berjas rapi mendekat. 

"Pak Arif, ini ada diaspora dari Jerman...." Pak Prof.Muliaman mengenalkan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun