Sabtu, 29 September. Hari sudah begitu malam, ya, sudah pukul 21.00. Anak-anak sudah mulai merengek minta kembali ke hotel, usai tiga jam nonton malam Indonesia di mana grup koor Mia Patria beraksi mempertunjukkan kekayaan Indonesia. Tapinya suami sudah bersikeras, kami harus nonton show drone di kota lama Frankfurt.
Drone? Bukankah mengoperasikan gadget itu di Jerman harus ada Genehmigung, ijin khusus karena bisa dikira mata-mata? Bukankah asalnya drone digunakan oleh pihak Milite dan pembuatan film?
Pernah banyak orang Jerman menggunakannya untuk memotret atau membuat video kawinan atau acara penting. Bahkan banyak yang menjadikannya sebagai hobi atau menyalurkan hasrat selfie. Sekarang ini orang sudah mulai hati-hati. Nggak boleh sembarangan main drone yang ada kameranya atau lebih dari 250 gram. Pusing mikir Bussgeld aka denda, ah.
Akibatnya di Jerman, drone nggak boleh melayang di perkampungan atau perumahan, daerah yang dilindungi seperti hutan dan nggak dekat dengan airport. Unmanned Areal Vehicle yang mirip helikopter atau pesawat bentuk mini yang dioperasikan dengan remote control alias tanpa awak tanpa pilot itu, juga harus punya asuransi.
Bayangkan kalau drone melayang nyasar ke kepala orang, bisa benjol bahkan berdarah-darah, bukan? Siapa yang harus ngobatin? Siapa yang tanggung jawab? Nggak model tabrak lari lah di Jerman, semua diatur secara detil.
Ah, sudahlah. Itu sudah ada yang mikir. Mending duduk manis di dalam mobil bersama keluarga. Bersyukur setelah 30 menit muter cari parkir, nemu tempat strategis. Pas, waktunya pas sekali. Pukul 21.45!
Jutaan penonton kian riuh gembira. Drone-drone makin gesit, dioperasikan membentuk figur khas Frankfurt seperti Goethe, timbangan, simbol Lufthansa, simbol U-Bahn kereta bawah tanah dan maih banyak lainnya. Duh, bangganyaaaaa yang punya kota.
Wow, rasanya luar biasa jadi saksi mata show drone di langit Frankfurt. Kalau dulu waktu kecil saya lihatnya kunang-kunang, sekarang punya anak kecil lihatnya drohne beterbangan. Iya, kunang-kunangnya sudah pada mati. Terakhir kali lihat waktu Chayenne masih bayi.
Untunglah, limabelas menit berlalu dan show selesai. Waktunya kembali ke hotel untuk merebahkan diri rame-rame. (G76)
Ps: dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H