Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tips Sukses Bagi Pelaku UMKM

1 September 2018   06:54 Diperbarui: 1 September 2018   08:25 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasiana, beyond blogging bekerjasama dengan JNE mengadakan kopiwriting di Aston Inn, Semarang pada tanggal 29 Agustus 2018.

Sepuluh Kompasianer telah mendaftarkan diri. Pada hari itu ada boss Semarkutigakum, Wang Eddy, mbak Sri Subekti aka Dinda, mas Masluh, mbak Biken Hongkong, Listhia, Putri, mbak Wahyu hadir. 

Karena ada beberapa Kompasianer yang nggak datang, saya usul untuk menggantikan daripada kosong. Kebetulan saya berada di Semarang dan nggak jauh dari lokasi. Sayang kalau ada yang mau ikut, nggak bisa ikut karena kuota penuh tapi nyatanya kuota belum penuh pada saat acara bukan?

Jemput bola, saya kontak mbak Dinda dan mas Nurul “Ada yang nggak datang? Kalau sudah dihubungi dan nggak bisa, saya mau ikut.”

Ya, saya menunggu konfirmasi sampai hampir sejam dari start undangan. Senang sekali bahwa saya boleh datang dan acara inti belum dimulai. Namanya tinggal di luar negeri, jarang dapat kesempatan seperti itu.

Usai dua jaman mendengarkan paparan tiga narasumber; dari Asosiasi Aku Mandiri, JNE dan Identix, saya menarik benang merah adanya tips bagi pelaku UMKM supaya sukses. 

Berikut tipsnya;

Temukan Niat, Passion dan Produk Unik 

Adalah Irma Susanti. Ia mengaku bahwa untuk menjadi seperti sekarang banyak pengalaman pahit yang ia alami.

Mantan pekerja di bank dan saham itu telah menemukan passion di dunia fashion. Perempuan berhijab itu meninggalkan zona nyaman ke dunia yang penuh tantangan baru. “Saya mau usaha sendiri.” 

Gayung bersambut. Pakaian jadi yang dihasilkannya unik karena produk per desain hanya dibuat satu saja untuk seluruh dunia.

Keunikan lain sebenarnya bisa ditemukan misalnya batik Semarangan motif Ceng Ho, warak ngendok, tugu muda dan lain-lain di kampung batik. Olah!

Mengapa ia tertarik dengan bisnis pakaian jadi? Penyuka dunia otomotif itu dulunya suka membuat baju Barbie miliknya sendiri dan berpikir akan menjadi ladang rejeki. Bakat, keunikan dan minatnya ada. Sukses! Bagaimana dengan Anda?

dok.pribadi
dok.pribadi
Pinjam Dana dari Asosiasi Aku Mandiri

Bapak Madiyo Sriyanto, ketua dewan pimpinan wilayah Asosiasi Akumandiri Jawa Tengah 2015-2020 menjelaskan bahwa pihaknya menyediakan dana segar 25 juta tanpa agunan yang diberikan kepada UMKM. 

Hanya saja perlu diingat bahwa dana tersebut bukan hibah. Artinya uang harus dikembalikan saat bisnis telah berjalan dengan baik. Ada filsafat yang ia tanamkan kepada mereka; pertama barang orang, uang orang. Kedua, barang orang, uang sendiri. Buntutnya, barang sendiri, uang sendiri. Menyenangkan, bukan?

Apa yang terjadi jika pelaku UMKM meleng? Yang bisa melakukan black list hanya bank. Asosiasi nggak bisa memutus hubungan, justru membantu supaya pelaku UMKM bangkit.

Intinya, mereka nggak boleh berhenti dalam 3 tahun pertama bisnis.

Satu persen dari dana segar untuk asosiasi, dana itulah yang akan digunakan dalam program pemulihan, pendampingan dan masih banyak lainnya.

Masih ragu berwirausaha  dan pinjam dana dari Akumandiri?

Jujur dan loyal

Orang Jawa ada yang bilang "Jujur, ajur." Bahwa orang yang jujur akan hancur. Benarkah? Nyatanya nggak. Dalam mengembangkan Identix, Irma yang cantik itu menceritakan pengalamannya berbisnis dengan orang asing.

"Harus loyal dan jujur. Kalau bahannya dari Jepang, ya harus dijelaskan...."

Orang luar negeri memang mengutamakan kualitas daripada kuantitas. Ini pula yang membuat orang asing loyal kepada produsen jika barangnya terjaga.

dok.pribadi
dok.pribadi
Gunakan Medsos

Ada banyak kasus bahwa petani atau pelaku UMKM hanya mendapat laba sedikit dan tengkulak yang kaya raya. 

Siapa yang salah? Pak Madiyo menyarankan supaya pelaku UMKM mengenal produknya. Kalau bagus ya, dijual mahal pada tengkulak. Bukankah itu pula yang dilakukan tengkulak dalam memasarkan produk mereka? 

Jaman sekarang, tengkulak bisa dipangkas dengan menggunakan medsos. Internet sudah murah di tanah air, meski belum secepat di negara-negara tetangga. Pemanfaatan dunia maya yang efektif dan efisien untuk bisnis UMKM.

Pemasaran langsung yang menguntungkan produsen, penjualan langsung kepada pembeli. Tinggal klik, jadi.

Penyertaan blogger dan media sosial terbukti  mampu mengangkat bisnis UMKM.

dok.pribadi
dok.pribadi
Pakai Jasa JNE

Seperti pengakuan mbak Irma, ia menggunakan jasa pengiriman JNE. Ke depan, ia berharap bahwa JNE membuat produk khusus untuk mendukung pengiriman produk ke luar negeri.

Head of Marketing Communication JNE, bapak Mayland Hendar Prasetyo menceritakan masa berdarah-darah JNE.

Justru itu pula yang membuat JNE makin kuat, apalagi perkembangan dunia digital yang pesat dan menyebabkan pelaku UMKM memasarkan produknya sendiri dan membutuhkan jasa pengiriman terpercaya sesuai kebutuhan. Produk-produk baru akan muncul sesuai permintaan pasar.

Misi connecting happiness JNE sendiri digambarkannya dalam keputusan perusahaan untuk tidak mengadakan PHK.

Begitu pula dalam melahirkan produk-produk pengiriman dari jaman nggak enak sampai besar seperti sekarang.

Karena itulah JNE mendapatkan tempat di hati masyarakat karena juga menjaga kualitas pelayanan. Bahkan JNE memiliki ruang yang bisa digunakan oleh para pelaku UMKM dalam berkegiatan. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun