"Dia nggak bakalan setua itu." Oma menimpali. Sebagai istri dari pasien langganan rawat inap setiap tahun sekali, ia pesimis dan miris.
"Ya, saya mau jaga kesehatan. Ketemu lagi 5 tahun lagi." Opa semangat. Tawanya menggelegar di ruangan yang pernah suami saya renovasi sendiri dengan tangannya itu.
Pak Wali kota pun tertawa. Saya ikut nimbrung tawa sambil mikir. Yahhhh, semoga Pak Wali masih menjabat, karena masa jabatannya nggak lebih dari 8 tahun dari sekarang, kecuali kalau terpilih lagi.
Dari tradisi masyarakat Blackforest yang baik dan unik itu, saya mencoba menelaah hikmah yang bisa saya petik.
Pertama, memotivasi orang untuk hidup sehat dan berumur panjang. Tidak hanya orang yang baru saja ulang tahun melewati umur 80 tahun tetapi juga orang lain di sekitarnya (bahkan wali kota sendiri, yang biasanya di kisaran umur 50-60 tahunan).
Umur urusan Tuhan. Negara Jerman yang penduduknya sejahtera dan dijamin negara, belum tentu membuat semua orang panjang umur kalau sering stres dan sakit-sakitan. Apalagi dengan Indonesia yang taraf hidup dan kesehatannya belum standar seperti di Jerman.
Banyak cara untuk hidup sehat dan panjang umur, selain mengkonsumsi makanan dan minuman sehat (nggak mesti banyak tapi cukup), juga istirahat teratur, rutin olahraga dan rajin cek kesehatan. Bisa?
Tante suami saya tahun ini sudah melewati umur 96 tahun, rahasia tante sudah saya bagi di sini. Suami saya ingin berumur 94 tahun. Saya sendiri geleng-geleng kepala mengetahui keinginanannya. Semoga di usia segitu tetap sehat bukan panjang umur tapi sakit-sakitan dan sendiri. Serem.
Waktu ditanya pengen sampai umur berapa, saya jawab nggak yakin, terserah Allah akan memberikan umur panjang kepada saya atau tidak. Karena buatan Indonesia, bisakah seperti made in Germany yang kebanyakan berumur panjang? Apakah tinggal di Jerman jadi ketularan berumur panjang karena cara hidup, alam dan makanan yang berbeda?
Nasehat suami pada saya supaya sehat dan bahagia sampai umur 90-an, "Jangan mempermasalahkan soal sepele dalam kehidupan sehari-hari. Let it be and let it goes." Yahhh, pak. Mana bisaaaaa? Belum sampai.