Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dari Kalimantan Barat, Robinto Harumkan Nama Indonesia di Jerman

30 Januari 2018   21:59 Diperbarui: 31 Januari 2018   13:58 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DSDS atau Deutschland Sucht den Superstar rekaan stasiun TV RTL adalah salah satu seri casting show favorit keluarga kami. Kalau sudah nonton, kami seperti keluarga Simpson, duduk bersama satu sofa, nempel seperti perangko.

Beberapa kali kami terhibur kalau ada yang lucu. Nah, giliran ada yang super bagus nyanyinya, bulu kuduk mampu berdiri sampai bisa nangis bombay euy! Tersentuh dan terharu, para peserta DSDS memang luar biasa.

Jangan pernah putus asa

Sejak tahun 2002 sampai hari ini, ada saja cerita yang menarik dari DSDS. Pokoknya menontonnya nggak bikin bosen. Bahkan ada hikmah dalam hidup yang bisa dipetik karena selalu ada wawancara singkat panitia dengan beberapa peserta atau panitia dengan peserta yang menunggu panggilan.

Adalah seorang pria bernama Menderes Bagci (keturunan Jerman-Turki), yang suaranya kurang memenuhi standar menyanyi. Penampilannya 100% lucu. Jenis peserta yang justru tidak bisa dilupakan begitu saja, bukan hl-hanya lewat.

Meski ia tidak berhasil mendapatkan kertas Recall dari juri saat ikut casting DSDS pada tahun 2002, kesan yang bagus ada padanya. Membawakan nomor "I Can't Let You Go" dari Usher, waktu itu ia banyak disorot kamera karena menirukan gaya idolanya Michael Jackson. Keritingnya memang hampir mirip. Sayang sekali, hasilnya 4 kali Nein" alias gagal. Tschuess?

Tidak, dia tidak patah semangat! Tahun 2007 ia daftar DSDS lagi, mengusung "Beat It" milik  Michael Jackson. Tidak lolos tapi ikut lagi dan lagi.

Tuhan memang Maha Baik. Akhirnya baru tahun 2011 atau setelah 9 tahun berlalu, ia mendapat kertas "Recall" untuk maju ke babak selanjutnya. Dewi Fortuna membisiki 2 dari tiga juri untuk memberi "Ja", sayang tidak sampai final. Menderes baru mendapat Recall ke dua kali setelah 11 kali ikut DSDS. Tepatnya tahun 2014 (12 tahun lamanya) dan sempat ikut tur tim DSDS ke Austria.

Dari sosok peserta DSDS ini, ada semangat yang patut dicontoh. Jiwa pantang menyerah, tidak  malu dan mau mencoba segala hal yang baru, juga ada padanya. Sejak tahun 2002 sampai 2016, tidak hanya acara TV DSDS saja yang ia jajal. 

Paling tidak ada 16 acara casting atau show yang ia ikuti. Sampai, ia menjadi jawara jadi raja dalam acara jadi orang hutan "Dschungel Knig" tahun 2016. Artinya, 14 tahun setelah ia tak pernah berhenti mengejar mimpinya jadi beken di Jerman. Empat belas tahun, mana tahan? Sungguh menakjubkan!

Robinto Harumkan Nama Indonesia di Jerman

Saya berharap, keberuntungan yang sama akan berpihak pada Robinto. Pria muda asal Kalimantan Barat yang mengikuti audisi DSDS pada September 2017. 

Ketika ia masuk ruangan saja, sebagai penonton saya sudah merasa Robinto unik. Lewat wawancara kilat dari juri, keluar banyak informasi tentangnya. Baru 3 bulan tinggal di Jerman, ia sudah pintar bahasa Jerman dan memberanikan diri ikut casting. Saya saja mana berani? Paling banter menyanyi di kamar mandi.

Selama mengikuti kursus bahasa Jerman di VHS Munchen, ia berandai-andai untuk mengejar mimpi-mimpinya. Robinto ingin melanjutkan studi di jurusan keperawatan. Kalau mau pasti bisa, itu katanya. Tidak ada yang bisa mewujudkan mimpi selain dirinya sendiri.

Belakangan, pria yang mengaku tidak mengenakan pernak-pernik suku Dayak waktu casting DSDS karena nggak punya dan memilih mengenakan ikat Bali itu, pulang menggondol kertas Recall. Ya, ia maju lagi! Rasa terima kasih tak terhingga kepada warga Kalbar juga disampaikannya dalam akun youtube miliknya.

Lewat tips dari tim juri saat casting, seperti memilih lagu yang tepat dengan jenis suaranya, saya jamin Robinto akan lolos atau sukses dengan karir menyanyinya. Apalagi penjiwaan Robinto bagus. 

Ditambah, salah satu juri yang biasa alot, Dieter juga mengakui ia tak menyangka badan kecil Robinto menyimpan suara besar. Robinto sangat mengagumkan. Mantan anggota paduan suara di SMP, SMA sampai di sebuah Universitas Islam di Jakarta itu memang punya bakat. Dikawinkan dengan niat dan semangatnya yang menyala, menjadikannya orang yang berhasil.


Tanggapan terhadap Robinto

Keputusan juri untuk Robinto membuat diaspora di Jerman bahagia dan bangga. Dalam grup WhatsApp grup atau grup Facebook Diaspora Jerman di Indonesia, ia juga dibahas. Dukung Robinto!

Jika ada pro pasti ada kontra, hal yang biasa dalam kehidupan manusia. Dengan membaca  komentar di youtube, terlihat siapa yang menghargai keputusan juri atau tidak, siapa yang menyukai penampilan Robinto atau malah membully-nya.

Contohnya ada yang mengolok-olok ketika Robinto menyebut "Ich wohne in kleinen Dorf in Munchen..." atau Saya tinggal di desa kecil di Munchen." Padahal sudah diralat yang bersangkutan, "In der naehe von Munchen" atau sebuah desa di dekat Munchen. Jangankan baru 3 bulan di Jerman saya sudah lama di Jerman saja masih salah-salah ucap atau tata bahasanya karena memang Fremndsprache, bahasa asing yang tergolong susah.

Ada pula yang mengkritik cara berpikir Robinto bahwa DSDS akan mengubah hidupnya. Menurut Hans Johan von Appelet, itu omong kosong karena show itu biasanya menjual, mengejar rating.

Kalau menurut pendapat saya, bisa saja DSDS mengubah hidup Robinto sebagai pendatang. Sebagai sesama pendatang, penghargaan yang baru saja diterimanya adalah sebuah jendela berangin segar yang bisa membukakan pintu masa depannya di Jerman. Sebuah batu loncatan yang tidak semua orang Indonesia punya.

Sementara, beberapa orang Jerman di sebuah grup Facebook ikut marah-marah sambil memaki-maki; mengapa Robinto bisa lolos dan mengapa program seperti DSDS ditayangkan pada akhir pekan. Pengennya, orang-orang menonton film atau seri yang dianggap lebih bagus ketimbang DSDS.

Yang parah lagi adalah sebuah video di akun youtube Fabi Wach. Ia memelesetkan gaya Robinto menyanyikan lagu syahdu yang menyayat hati dengan caranya sendiri. Seolah-olah keputusan juri padanya jatuh atas dasar kasihan.

Tunggu, di menit-menit terakhir, si Vlogger terkesan seperti orang stress karena tiba-tiba jadi sadar diri. Pria bertopi itu mengakui bahwa pada dasarnya si Robinto manis dan bagus dalam menyanyi.

Terakhir, ia meminta maaf karena ia menganggap dirinya sangat terlalu dengan tampilan video buatannya yang berjudul Lebt auf Strasse" atau "Hidup di Jalanan." Pokal Fabi ini memang sudah lazim karena Heidi Klum yang punya program "Germany Next Top Model" saja kena, apalagi Robinto yang baru saja menapakkan kaki di Jerman?

Oh, ya. Usai casting, Robinto memang kembali duduk bersama para peserta lainnya di sofa. Ia menangis dan mengatakan "ich bin traurig" atau "Saya sedih." Saya yakin kesedihan itu ungkapan kebahagiaannya karena berhasil meraih mimpi di Jerman. 

Sambil mengusap air mata dari tisu pemberian teman, ia cerita bahwa pernah jadi penyanyi jalanan alias ngamen untuk menyelesaikan kuliah. Menyanyi adalah hidupnya, sudah mendarah daging. Keputusan juri membuatnya terharu, bangga, senang, terkejut... nano-nano.

Mendengar kisahnya, brollll... menangislah para peserta yang mengelilinginya. Mata saya juga ikut berkaca-kaca, suami saya ikut nangis dan anak-anak menurunkan alisnya sebagai tanda terhanyut. Kami tahu betul kehidupan sehari-hari di Indonesia itu keras. Hal-hal seperti yang Robinto ceritakan adalah biasa dan nyata terjadi pada banyak orang.

Rasa iba dan terharu juga dilontarkan di video youtube.  Bahkan ada yang meraba-raba  pribadi Robinto sebagai sosok yang jarang bisa ditemui di dunia ini, simpatik, polos, kasihan, berbakat dan manis.

Pemilik VLOG di youtube Robinto Bento ini merasa senang dan bangga diapresiasi oleh juri, tepukan tangan meriah para peserta DSDS, penonton youtube DSDS, berbagai sosmed dan video pribadinya.

Apapun tanggapan Anda pada Robinto, ada benang merah yang bisa diambil dari tampilan DSDS di Jerman tanggal 27 Januari 2018 itu. Semoga video tentang Robinto mampu membuka panca indera generasi muda Indonesia di manapun sedang berada.

Andai suatu hari tinggal di luar negeri, jangan cepat menyerah dengan keadaan yang berbeda 360 derajat dengan negeri sendiri. Laki atau perempuan, menangis boleh-boleh saja karena itu barangkali akan melegakan rasa, tetapi air mata tak boleh menghempas asa yang ada di dada.

Jika mengalami hal-hal sulit dan tidak ada yang mampu menolong, tolonglah diri sendiri bersama kumpulan niat dan semangat yang tidak akan pernah padam niscaya sukses  mencapai banyak hal yang ingin diraih.

Kata orang Jerman Alle Anfang ist schwer", memulai sesuatu itu memang susah tapi jangan pernah menyerah.  Selamat memulai minggu ini dengan banyak harapan.(G76)

 "...Tidak ada yang tidak mungkin, tidak ada yang mustahil di dunia ini. Kalau tidak ada yang percaya pada diri kita, percaya diri saja dulu ...." (Robinto 2018).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun