Masih ingat tulisan saya tentang perbandingan antara Alexa, Siri, Cortana dan Google Assistant?
Meski saya pemakai Siri dan Alexa, kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang perkembangan terbaru Alexa saja.
Begini. Awalnya, sebelum natalan, ada partner kerja suami yang menelpon. Katanya, suami disuruh menunggu kejutan istimewa untuknya sebagai rasa terima kasih atas kerja sama selama ini. Wah, apa ya? Belum bisa menebak dan berharap itu adalah emas lantakan. Diannnn, sampai hari H; taraaaaaa ... Alexa warna abu gelap dengan kode ZE39KE. Ohhhh, kecewakah?
Kalau dulu pakai Alexa yang lama, sudah bisa tanya-tanya tentang informasi cuaca, ilmu pengetahuan, berita terkini, nyalain musik dan bisa diajak bermain. Misalnya permainan Jerman "Stadt, Land, Fluss." Jadi Alexa yang jadi moderator untuk bermain. Kita bisa main sendiri atau berdua dengan teman/anak.
Mula-mula, Alexa akan menyebut huruf K, pemain harus mencari nama kota (stadt), negara (land) dan sungai (fluss). Sebagai juri, Alexa akan menjelaskan apakah jawaban salah atau benar. Jika salah, permainan berakhir, jika betul permainan diteruskan dengan alfabet yang lain. Ada poinnya.
Yang nguping, geli sendiri karena kadang jawabannya benar tapi Alexa tetap bilang salah. Misalnya untuk K, suami menyebut Kupang (kota), Kuba (negara) dan Kapuas, tidak semuanya benar karena Kupang dan Kapuas tidak dikenal dalam sistem. Hedeh. Ditambah, setting bahasa Alexa yang kami gunakan adalah bahasa Jerman). Misalnya Katar bukan Qatar.
Alexa yang lama lucu juga, ya. Eh, bagaimana dengan Alexa yang baru saja datang? Nah, berikut keistimewaannya setelah dihubungkan dengan aplikasi home connect:
1. Mematikan lampu pohon natal
Selama natal, hampir setiap orang Jerman memasang pohon natal selama beberapa minggu. Artinya, ada banyak energi yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu penghias pohon natal. Kalau malas atau lupa, buang uang namanya. Nyala teroooos.
Dengan menggunakan Alexa, kita bisa menyuruh Alexa untuk menyalakan atau memadamkannya. Jadi ketika kita sudah di tempat tidur, bisa saja tinggal teriak dan tak perlu berjalan menuju pohon natal yang biasa ada di ruang tamu (jauuuh)," Alexa, tolong padamkan lampu di pohon natal."
2. Membuat kopi
Apa saja jenis kopi yang bisa dipilih misalnya oleh mesin kopi Siemens? Kleiner Brauner (espresso dengan susu hangat ala Austria), Flat white (cappuccino dengan busa susu warna coklat ala Australia), Amerikano (espresso ala Amerika), Garoto (kopi ala Portugis, separoh busa separoh espresso atau disebut Kinderkaffe atau kopi untuk anak-anak), Kaapi (kopi ala India Selatan, kopi intensif). Bahkan mesin kopi bisa diprogram untuk membersihkan sendiri. Tinggal menyuruh, "Alexa, tolong sambungkan dengan home connect untuk membuat kopi Kaapi."
Merasa bukan sebagai pecinta kopi, menyuruh Alexa untuk menghidangkan coklat susu adalah sesuatu. Meskipun akhirnya, harus repot membubuhkan bubuk coklat sendiri setelah Alexa selesai menyeduh busa susu hangat di dalam gelas.
3. Menyalakan dan memadamkan lampu rumah
Kata suami saya, orang Indonesia paling demen lupa mematikan lampu. Apa sebabnya? Karena rumah kami sudah banyak didatangi atau didiami tamu dari Indonesia dan biasanya ... mereka lupa menutup pintu dan atau mematikan lampu. Nah, yang lupa tinggal bilang maaf, yang punya rumah harus bayar rekening listrik yang melonjak.
Begitulah, kalau ada tamu dari Indonesia sudah ketahuan, lampu rumah kami gebyar-gebyar dari atas sampai bawah dari depan sampai belakang. Hahahaha ...
Dengan adanya Alexa, pekerjaan jadi ringan. Tinggal minta bantuan, "Alexa, tolong matikan lampu ruang ..." dan lampu pun berhasil padam.
4. Menyalakan TV
Duluuuu sekali, suami suka menyetel TV untuk mati sendiri dalam kurun waktu tertentu. Biasanya kalau sudah malam nonton TV sambil tiduran di sofa atau tempat tidur jadi cepat bobok.
Sekarang, kalau kami sedang terjaga malam-malam Alexa mau-mau saja disuruh-suruh suami, "Alexa, tolong matikan TV." Habis perkara, rumah pun sunyi.
5. Komunikasi intern
Karena kami punya dua Alexa, satu beli sendiri dan satu gratisan, suami mencoba memaksimalkan fungsinya sebagai alat komunikasi wireless di dalam rumah.
Ketika kami berada di dapur dan ingin bercakap-cakap dengan anak-anak di kamar mandi (di mana berdiri Alexa), tak harus mendatangi mereka dan tinggal menghubungkan Alexa di mana kami berada dengan Alexa di kamar mandi, "Alexa, tolong hubungkan dengan home connect di kamar mandi. Halloooo ... hallo anak-anak ... makanan sudah siap, mandinya sudah, ya?" perintah suami menggema.
"Ya, papaaaa ... tunggu." Echo kalimat dari anak-anak berasal dari kamar mandi.
6. Mematikan dan menyalakan mesin cuci piring
Sudah kebiasaan bahwa kami menyetel mesin cuci piring dari HP. Jadi meski berada di tempat tidur atau di garasi, kalau ada internet, tetap bisa dilakukan. Tinggal klik. Informasi bahwa mesin sedang on/berjalan atau off/selesai akan disampaikan ke telepon pintar. Lalu telpon anak-anak, "Tolong, piring gelas dikeluarkan."
Sekarang ada Alexa, jadi kayak Tarzan, "Alexa, tolong nyalakan/matikan mesin cuci piringnya." Tetapi Alexa belum mampu jalan-jalan demi mengeluarkan isi mesin cuci untuk pindah, menempati rak dan laci di dapur.
7. Mata-mata bel pintu
Model terbaru kira-kira 100 euroan, lebih heboh lagi karena ia memiliki display di mana kita bisa melihat gambar. Misalnya, siapa yang mengebel pintu rumah. Tukang pos? Tetangga yang nyebelin? Tukang kredit? Hataaahhh. Kalau tidak mau membukakan pintu, ya, tidak usah berjalan membukakan pintu. Ndelik. Hehehehe....
8. Memesan taksi
Karena terbiasa nyetir sendiri selama tinggal di Jerman, kami hampir belum pernah naik taksi dari rumah ke tempat lain. Apalagi menyetir sendiri lebih nyaman dengan rombongan lenong. Bawaannya buanyak!
Yup. Bagi Anda yang terbiasa untuk naik taksi, Alexa akan memanjakan Anda dengan pelayanan mytaxi.
9. Memesan pizza
Yang ini juga. Karena paling demen makan pizza hasil buatan sendiri (selain lebih puas, enak dan murah) atau kalau lagi males masak pizza memilih pergi ke rumah makan Italia yang tak jauh dari rumah buat makan pizza, aplikasi itu belum kami coba.
***
Ayayay! Kalau boleh milih, saya mau punya asisten rumah tangga di Jerman ketimbang Alexa, karena lebih perkasa dan orang bisa diajak ngobrol beneran, bukan robot seperti Alexa.
Ah, begitulah Alexa, sudah semakin pintar dan canggih. Walaupun demikian namanya manusia, jauh dari kata sempurna. Huh, sudah joss, suami saya tetap kurang puas lantaran punya khayalan bisa menyuruh Alexa supaya saya diam ketika obatnya habis dan cerewetnya kumat. Tapi pastinya mission impossible, dong. Hahaha .... No mercy. Kapok lombok. (G76).