Liburan natal dan tahun baru selama dua minggu. Kompasianer Eberle mengajak kami berlibur ke St. Moritz. Katanya, selain eksklusif dan mewah, desa di Swiss itu punya tempat main ski yang bagus. Wah, takut menolak! Apalagi "James Bond" sudah pernah ke sana, mau napak tilas meski saya bukan horang kayah.
Jadilah kami berdelapan berangkat naik satu bus. Selain asyik ramai-ramai, juga hemat BBM dan parkir. Iya, parkir di sana seminggu saja 100 CHF atau sekitar satu jutaan rupiah. Dipikir-pikir, ide yang bagus dan ramah lingkungan kalau berangkat sama-sama.
Setelah sekitar 4 jam melalui jalan berkelok-kelok dan dipagari gunung putih karena salju, sampailah kami di pusat kota dan keluar dari mobil. Brrrrrrr. Wah, dingin! Mulai dari kepala sampai kaki dibalut rapat dan tebal.
Di sana mau apa?
Tak perlu bingung dengan temperatur udara yang sangat rendah. Selain window shopping, jalan-jalan melihat jendela di toko-toko atau butik barang mewah, ada banyak yang bisa dilakukan di sana. Meski capek pasti tidak akan pernah menyesal sudah ke sana. Mengapa?
Pertama, St. Moritz punya danau yang kalau musim dingin mengeras sehingga kita bisa berjalan di atasnya. Jika musim gugur, mungkin masih transparan dan bisa retak lalu pecah jika diinjak.
Nah, setiap tanggal 1 Januari, pemda setempat membakar kembang api selama 15 menit di sana. Aneh, ya, padahal di Semarang, Dubai atau di kota-kota Jerman biasa pada malam tahun baru. Ini satu hari setelahnya.
Kedua, asyik keliling naik kereta kuda. Beanya 80 CHF selama 30 menit (2 dewasa, 3 anak).
Ketiga, heboh menonton balapan skeleton. Itu olah raga meluncur dengan posisi tertelungkup di atas papan besi. Area meluncur, mulai dari dinding sampai pacu terbuat dari es. Cling! Peserta hilang di ujung sana dengan kecepatan 145 km/jam.
Keempat, seru juga menonton balapan Bob. Bob ini seperti mobil formula tapi tidak ada rodanya, meluncur di atas es. Wusss!
Kelima, main ice skating di atas danau St. Moritz. Bea sewa sepatu 12,50 CHF. Kalau ingin istirahat, bisa duduk-duduk di bangku dan menyeduh Gluehwein, anggur hangat beralkohol seharga 5 CHF atau non alkohol 3 CHF/gelas.
Keenam, ada pilihan nongkrong di Pavarotti Wine Bar di mana tidak ada Wifii dan membuat seseorang betah lama-lama ngobrol dengan teman. Untuk sementara, tidak tersambung dengan dunia maya. Lupakan telepon genggam sejenak.
Ketujuh, main ski di Engadin. Bea separoh hari mulai jam 11.45 adalah 69 CHF termasuk deposit kartu 10 CHF yang bisa diambil kembali setelah kartu dikembalikan. Kartu harian, ratusan CHF dan tahunan, lebih murah.

Yah, namanya ski. Itu olahraga negara asing yang punya empat musim alias bukan olah raga orang Indonesia. Meskipun demikian, tak ada salahnya kita belajar ski dan menikmatinya.
Berikut adalah tips bagi Anda yang ingin mencoba ski dan nantinya bebas pegal. Tentu saja, berdasarkan pengalaman pribadi.

Dalam bahasa Inggris, pergi ski berarti go to skiing bukan play skiing. Olah raga ski ini bisa santai, tapi bukan main-main, bisa juga untuk perlombaan. Jadi, sebenarnya, tetap butuh pemanasan khususnya tangan dan kaki, supaya badan lentur sebelum digerakkan saat ski.



Jalur ski ada banyak; hitam, merah, biru. Hitam paling puncak dan serem, jika belum master bisa terjungkal dari benturan es dan harus dijemput helikopter dengan bea 2000 CHF karena posisi yang tidak terjangkau oleh ambulan.
Warna merah, berbahaya. Pernah disesatkan ke jalan itu, mengerem dengan gaya kaki pizza tapi tetap terjungkal jadi Olaf! Oh, putih semua. Ya, ampun, nunjem sekali seperti mau kecemplung jurang.
Baru lega memilih yang biru, yang sering saya tuju di tempat-tempat ski di Jerman atau Swiss. Untuk kelas junior seperti saya, itu saja masih berat kalau salah pilih tingkatannya. Tingkatan biru memang banyak, ada yang kids park atau khusus untuk anak-anak atau yang sedang training, mudah atau easy dan sedang-sedang saja atau middle.

Waktu terjatuh dari jalur merah, saya tidak berhenti main ski tapi pindah ke jalur biru yang anak-anak. Pikir saya ingin adaptasi lagi, biar benar mengayuh tongkat dan menggerakkan sepatu ski dan papannya.
Rupanya, itu salah. Mengapa? Karena biasanya, lift yang digunakan adalah lift tarik. Astagaaaa! Sangat susah sekali meletakkan kaitan ke pantat Kalau tidak biasa bisa terjungkal. Yang lebih mudah adalah memegangi kaitan dengan kedua tangan. Hasilnya? Tangan pegal! Huhuuu ....
Berbeda sekali jika yang dipilih adalah lift bentuk jangkar atau lift duduk di atas bangku. Dijamin, tangan tidak pegal.
Lift jangkar bisa digunakan untuk dua orang atau satu orang. Karena jangkar datang dari belakang, badan harus menghadap depan tapi mata kita mengawasi kedatangan lift jangkar supaya pas di pantat, satu tangan memegang tali, satu tangan memegang dua tongkat dan papan ski sejajar. Tarik! Hati-hati, jika tidak siap, terjungkal. Tapi jangan khawatir karena biasanya penjaga akan menghentikan lift untuk memberi kesempatan yang jatuh supaya bangun dan tidak ditabrak peserta dibelakangnya.
Sedangkan lift duduk biasanya untuk tiga orang. Posisi badan menghadap depan, papan ski sejajar ke depan dan siap ketika bangku menyentuh pantat. Besi pengaman dan kap turun otomatis dari atas kepala ke dada. Duduklah dengan tenang! Bagi yang takut ketinggian, agak sedikit berbahaya dan disarankan untuk menghadap ke depan atau langit, bukan ke bawah.



Seperti saat berkendara, jika lelah menepilah. Begitu juga dengan ski. Toh, di tempat main ski banyak Hutte, tempat beristirahat bagi pendatang. Ada yang di luar atau di dalam ruangan, silakan pilih. Tersedia makanan dan minuman serta toilet gratis.
Eh, namanya Swiss, tidak ada yang murah. Minum satu gelas susu coklat saja sudah 5 CHF. Permen coklat yang isinya 10 butir 1,99 CHF. Roti disumpal daging 10 CHF. Kalau tidak salah 1 CHF sekitar Rp 12.000,00. Lain kali, bawa ransel super mini isi makanan dan minuman. Hahaha.

Karena telah melakukan kesalahan seperti salah jalur dan salah pilih lift, tangan dan kaki saya agak pegal-pegal sehingga hanya mampu 2 hari dari 1 minggu acara liburan ski di sana. Apa daya?
"Mbak, punya krim geliga ?" tanya saya sambil meringis, berjalan tertatih-tatih seperti nenek-nenek.
"Ya, aku tahu itu tapi nanti agak panas efeknya, kamu mau?" jawab Kompasianer Eberle yang sering wara-wiri Jakarta.
"Ya." Sembari mengangguk, meletakkan kaki lurus-lurus.
"Waduh, lupa dibawa. Ada di rumah Jerman." Setelah dicek ternyata tidak di kotak obatnya.
Pasien kecewa. Untung pegal hilang dalam beberapa hari dan bisa menikmati sisa-sisa hari selama di sana dengan nyaman.
Ya, lain kali tidak boleh lupa beli sendiri dan membawa ke mana saja, seperti halnya obat-obatan tradisional Indonesia lainnya yang selalu setia menemani acara jalan-jalan keliling dunia.
Menilik link, rupanya krim Geliga dan balsem Geliga produksi PT Eagle Indo Pharma dipercaya jadi solusi penghilang rasa pegal, membantu meredakan sakit dan nyeri punggung, pundak, nyeri pada persendian, keseleo, kram dan masalah otot lainnya. Buktinya, baru-baru ini menerima penghargaan sebagai Top Brand 2017. Selamat!
Apa saja kandungan krim geliga sampai dipercaya semanjur itu? Setiap 1 gram rupanya mengandung metyl salicylate 160 mg, menthol 55 mg, camphor 33 mg.
Pemakaiannya juga mudah, tinggal colek seperlunya, oleskan ke daerah yang sakit tapi hindari daerah yang terbuka atau rusak. Lalu, pijat perlahan sampai terserap kulit. Ulangi 3-4 kali sehari sampai sembuh.
Jika terjadi iritasi atau efek samping, hubungi dokter.
Jangan lupa menyimpan krim Geliga di tempat yang sejuk, di bawah 30 derajat agar tidak rusak dan bisa digunakan lagi jika diperlukan.
***
Setelah menyimak tips di atas, pasti jalan-jalan di salju atau pergi ski tetap asyik, nyaman, maksimal dan bebas pegal. Mau coba? Buruan, musim salju hanya sampai Februari! Jangan lupa bawa krim Geliga untuk jaga-jaga.
Salam jalan-jalan. (G76)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI