Tinggal di Blackforest Jerman, tampaknya satu keuntungan bagi saya. Mengapa? Tidak hanya bebas menghirup udara segar tanpa polusi karena alam masih sangat terjaga, hewan-hewan yang hidup di sekitar pun membuat hidup semakin luar biasa. Selain itu, banyak budaya dan tradisi yang bisa terlihat di dalam masyarakatnya.
Di kota-kota besar, biasanya banyak yang sudah terkikis, kadang sampai habis. Salah satunya, budaya nyekar. Hah, nyekar? Kok, mirip wong Jawa. Ternyata orang Jerman yang modern dan maju masih memegang tradisi leluhurnya. Super!
Allerheiligen atau Mengingat Roh Kudus
Saya pernah cerita pada murid-murid bahasa Inggris bahwa mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim tetapi nyekar atau ziarah kubur sebelum Ramadan dan pada hari raya sepertinya menjadi tradisi semua orang tanpa membedakan apa agamanya.
Bagaimana dengan di Jerman?
Adalah Allerheiligen atau All Saints atau hari raya semua orang kudus yang diperingati mayoritas masyarakat Katolik di Jerman setiap 1 November. Hari yang berdekatan dengan Halloween (31 Oktober) itu rupanya juga hari penting bagi keluarga Jerman untuk mengunjungi makam leluhur, keluarga atau kerabat yang meninggal.
Selain merawat makam dengan mencabuti rumput dan tanaman yang mati, membersihkan daun, menyalakan lilin, menanam bunga baru atau dekorasi anyar juga mendoakan yang meninggal. Itulah pemandangan yang jamak terlihat di kuburan.
Rasanya, masuk kuburan Jerman tidak seseram di kuburan tanah air. Bulu kuduk berdiri bukan karena merasa ada makhluk halus lewat (kula nuwun) tapi karena.. dingin. Iya, kedinginan! Ya, ampun, Jerman itu ademe polll hari gini, teman-teman. Musim salju.
Toten Sontag atau Hari Kematian.
Oh, ya. Pemandangan yang menggambarkan kesibukan orang Jerman di makam juga terlihat di hari Minggu kematian atau disebut Toten Sonntag atau Ewigkeitsonntag. Tahun ini, jatuh pada hari Minggu tanggal 27 November 2017 yang lalu. Itu satu minggu sebelum advent Minggu, kemarin. Sebenarnya itu bukan hari libur resmi di Jerman tetapi hari yang sangat penting bagi umat kristen, sama pentingnya dengan Allerheiligen milik umat Katholik. Artinya, tetap ada penghormatan dari masyarakat bahwa hari itu harus still, tenang tanpa keributan musik, show atau sejenisnya.
Nah, pada hari itu peziarah tidak sebanyak pada Allerheiligen karena dikatakan hari itu hanya diperingati umat Evangelisch atau Kristen Protestan. Jumlah penganutnya tidak sebanyak Katolik tetapi peringatannya masih lestari.