Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Badan Boleh Menua, Olahraga Tak Boleh Lupa

29 Oktober 2017   12:11 Diperbarui: 29 Oktober 2017   12:26 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senam dengan menggunakan bola karet (dok.Gana)

Waktu jalan-jalan di hutan yang sunyi, senyap, sepi, sendiri, pikiran saya melayang. Apa,  sih sebenarnya tujuan hidup manusia? Jadi orang kaya? Mau terkenal? Menduduki jabatan tinggi? Punya gaji selangit? Jadi idola jutaan fans? Tujuan hidup setiap manusia memang berbeda.

Mengisi hidup dengan kegiatan yang positif dan menyenangkan hati, sampai maut menjemput, sejenak terlintas di benak ini. Bagaimanapun, hidup harus berwarna dan tidak membosankan. Harus ada kiat dan cara untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Iya, biar jadi manusia produktif.

Namanya ibu rumah tangga, pekerjaannya tidak pernah selesai. Rutinitas dapur-kasur-sumur-pupur itu membuat saya mencari kegiatan lain seperti mengajar, menulis dan berkebun. Kalau melirik apple watch, kegiatan seperti itu sudah membakar kalori yang lumayan banyak setiap harinya tetapi rasanya seperti makan nasi tanpa sambal.

Apa yang harus saya lakukan?

Olah raga! Ya, ikut klub olah raga di kampung. Meski capek dari kegiatan sehari-hari dari pagi sampai malam hari, saya percaya olah raga rutin akan menjaga stamina saya dan menjauhkan diri dari rasa pegal dan linu.

Berikut adalah olah raga yang saya/kami lakukan:

Berenang - Selasa

Olah raga air memang bukan favorit saya. Hanya demi menyenangkan keluarga, saya jadi mau diajak berenang setiap hari Selasa, jam 18.00-19.00. Tidak ikut kalau sedang menstruasi saja.

Sebenarnya, dulu berenang dilakukan setiap hari Selasa pukul 19.00-20.00, tanpa saya. Alasannya, anak bungsu selalu rewel kalau saya tinggal olah raga senam. Makanya, dia diajak berenang supaya kelelahan dan ketika sampai di rumah saya sudah tidak ada. Lalu, ia bisa tertidur lelap dan tidak ada energi tersisa untuk mencari mamanya. Sekarang sudah besar, sudah tidak mbok-mboken lagi, makanya saya disarankan ikut.

Berenang di air hangat memang berbeda, tidak menggigil. Maklum, Jerman meski musim panas, air kolam renangnya masih bisa dingin meski di dalam ruangan.

Dengan berenang selama 30 menit, menikmati pijatan air selama 15 menit, 10 menit whirpool dan 5 menit sauna, tampaknya tiket seharga 5 euro atau Rp 70.000 an itu bermanfaat.

Selain badan jadi bersih, olah raga air melemaskan otot yang tegang.

Grup senam GYBS (dok.Inge Schad)
Grup senam GYBS (dok.Inge Schad)
Senam GYBS (Gymnastik, Bewegung und Sport) - Selasa

Olah raga yang kedua, senam. Setiap hari Selasa malam pukul 20.30-22.00, saya datang ke SD setempat. Bukan untuk ikut kursus B3B tapi ikut GYBS di hall SD. Di sanalah, kami ber-15 akan dipandu seorang teman sebagai instruktur untuk melakukan olahraga.

Pertama kali ikut, saya anggap enteng. "Ah, senam sama orang tua umur 60 tahun ke atas, pasti olah raganya santai." Ternyata, oh ternyata, saya salah sangka. Mulai dari angkat barbel satu kg di tangan kanan dan kiri dengan gerakan berulang-ulang, aerobik dengan beragam variasi gerakan, cepat dan berkelanjutan, set-up, push-up .... semuanya menguras tenaga.

Grup yang diberi nama GYBS; Gymnastik=senam, Bewegung=bergerak, Sport=olah raga itu beranggotakan 30 orang tetapi satu persatu sakit parah dan meninggal. Tak heran kalau hanya 15-20 orang saja yang aktif. Mereka ada di kisaran umur 60 tahun ke atas. Yang tertua, berumur 80 tahun, masih juga bergabung. Saya, yang termuda.

Nah, setiap pulang dari senam, saya seperti Popeye yang makan bayam. Tambah kuat dan merasa bersemangat. Tidak hanya dari berolahraga bersama mereka tapi ada ikatan batin yang muncul karena integrasi dengan masyarakat lokal yang ikut senam. Sebagai orang asing, pendatang, sudah seharusnya memijak tanah dan menjunjung langit yang ada di negeri orang. Memiliki niat untuk jadi orang asing yang bebas gagal beradaptasi.

Efeknya, pada hari-hari berikutnya, ada rasa bahagia melakukan pekerjaan sehari-hari. Ini penting karena saya yakin, yang bisa menguatkan diri seseorang adalah diri orang itu sendiri. Semangat!

Nordic walking -- Rabu dan setiap hari

Olah raga ketiga, Nordic walking. Dasar orang kampung. Pertama kali melihat orang jalan kaki cepat dan pakai tongkat di Jerman, saya tertawa. Saya pikir, bukankah tongkat dipakai untuk main ski?

Rupanya  mereka sedang melakukan olah raga Nordic walking. Olah raga jalan kaki dengan ritmus cepat, dibantu dengan alat berupa tongkat untuk mendukung gerakan dan membakar energi lebih banyak dari jalan tanpa membawa tongkat.

Dan memang Nordic walking adalah awalnya olah raga yang muncul akibat musim ski telah usai.

Tongkatnya memiliki kaki yang bisa disetting. Yang tajam untuk off road, tanah becek dan sejenisnya. Untuk jalan yang beraspal, tongkat dilapisi karet seperti hak sepatu.

Di kampung kami, Nordic walking biasa dilaksanakan di hutan selama 1 jam. Dimulai dengan pemanasan 10 menit, lalu dilanjutkan dengan Nordic walking keliling hutan. Tiap Nordic walker yang kebanyakan berumur 60 tahun ke atas itu boleh memilih track pendek, menengah atau jauh. Biasanya, kami pilih yang tengah, sepanjang 6-7 km.

Selain berolahraga, asyik sekali menikmati pemandangan Blackforest. Pepohonan yang rimbun, buah-buahan dan bunga-bunga liar seperti Frauenschuhe si anggrek hutan, hewan-hewan (kelinci, burung dan serigala kecil), membawa kita pada suasana alam yang asri dan indah.

Tak heran jika cuaca bersahabat, kami (tanpa grup) berjalan kaki mengelilingi hutan selama 30 menit sampai satu jam, hampir setiap hari pada sore hari.

Ski (Desember-Februari)

Olah raga kelima itu hanya saya/kami lakukan setahun sekali. Musim yang seharusnya ada di Jerman selama 3 bulan pun (Desember-Februari), tidak setiap hari ada salju. Jadi bisa dihitung berapa kali berolah raga ski.

Tantangan yang pertama dihadapi adalah ketakutan akan salju. Selain dingin dengan suhu rendah (minus), salju kadang ada yang keras. Kalau tidak hati-hati akan melukai. Bayangkan kalau wajah atau badan kita harus berdarah-darah dan dioperasi sebab terluka karena terperosok di salju.

Tantangan berikutnya adalah keseimbangan badan, selincah apa orang meluncur dengan papan besi dan dua tongkat di tangan kanan dan kiri. Bukannya sekali jalan langsung nyungsep di dalam gundukan es.

Gerakan belok kanan atau kiri sesuai track yang dilewati juga menjadi salah satu keahlian yang harus dimiliki dalam melakukan olah raga itu.

Cara mengerem kaki dengan membentuk papan luncur bagai potongan pizza segitiga akan membantu pemula seperti saya. Maklum, baru belajar pada umur 30-40 an, sudah masuk kategori terlambat untuk ukuran orang Jerman yang begitu sudah bisa jalan, sudah belajar atau kursus ski.

***

Apakah saya pernah merasa pegal dan linu setelah berolah raga?

Sekali-dua kali pernah lah kram atau Muskelkatter,kalau tidak cukup pemanasan. Ya, badan serasa dipotong-potong.Badan pegal dan linu juga pernah dialami karena kurang warming up.Badan kurang siap dengan tenaga yang diforsir lewat latihan/olah raga  tingkat dewa. Orang Jerman biasa menyarankan saya untuk sauna tetapi terlalu panas dan pengap, hanya kuat lima menitan saja.

Semangat hidup pakai geligakrim, bebas gagal (dok.Instagramgeligakrim)
Semangat hidup pakai geligakrim, bebas gagal (dok.Instagramgeligakrim)
Biasanya jika pegal dan linu, badan saya olesi dengan krim dari Indonesia. Indonesia memang kaya dengan obat-obatan. Sekarang ini, ada geliga krem yang mengandung metyl salicylate, menthol dan camphor. Krim yang dipercaya membantu meredakan sakit dan nyeri punggung, pundak, nyeri pada persendian, keseleo dan masalah otot lainnya.

Penggunaan krim juga harus hati-hati, setiap orang punya reaksi kulit yang berbeda. Pemakaian krim dengan mengoleskan dan memijat di bagian yang sakit sebaiknya dihentikan jika terjadi iritasi atau keluhan.

Hal yang paling menyenangkan dari geliga krim adalah meski judulnya krim, tapi tidak lengket dan tidak menimbulkan noda! Krim ini juga jadi duta krim Indonesia, bisa didapatkan secara on line di seluruh dunia lewat Amazon.

Selamat mencoba krim itu dan rasakan kasiatnya; bebas pegal! (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun