Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rahasia Sehat Nenek Umur 88 Tahun di Colmar, Prancis

21 September 2017   15:32 Diperbarui: 22 September 2017   08:23 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Resto warna genjreng deket kali (dok.Gana)

Colmar, Prancis! Tujuan utama kami. Yaiyyy ... paling seneng traveling. Tapinya, kali itu nggak sama suami dan anak-anak melainkan sama rombongan lansia 60 tahun ke atas. Mereka adalah teman-teman senam di kampung.

Jangan remehkan lansia di Jerman umur segituan, mereka itu bener-bener otot kawat balung wesi, sehatttt banget. Luar biasa. Saya yang paling muda dan sering dipanggil baby, kalah lho. Eh, mengapa saya kumpul sama lansia? Pertama, karena bahasa Jerman mereka pelan-pelan. Sangat bagus untuk level bahasa Jerman saya. Kedua, orangnya sangat mengerti orang asing seperti saya. Cocok untuk membantu adaptasi. Ketiga, mereka menyayangi saya sepenuh hati. Nggak homesick. Asyik.

Dari rumah  pukul 08.00, kami sampai di Freiburg, Jerman pukul 10.00. Setelah istirahat, kami meneruskan perjalanan ke Neuf Brisach, Prancis dan jalan-jalan sebentar sambil cari toilet. Kotanya nggak istimewa tapi ada bunker jaman perang yang menarik.

Tak lama kemudian kami lanjut ke Colmar, Prancis. Astagagagana, butuh waktu 2 jaman lagi untuk sampai. Pukul 12.30 kami sampai juga di restoran buat makan siang.

Hati Bebek Seupil,  Rp 200.000.

Kebetulan restoran kecil yang dipilih ramah orang Jerman, artinya, pemilik dan pelayan serta menunya ada bahasa Prancis dan Jermannya. Yaaaa, bahasa Prancis saya sudah lama nggak dipakai, ngaburrr. Bahasa itu kan harus praktik kalau enggak ya hilanglah.

Akhirnya, milih Appetizer, Enten Leber alias hati bebek. Kenapa? Karena tadi jam 07.00 sudah sarapan Indomie di rumah, jam 10.00 sudah diisi Brezel di tempat golf sama teman-teman. Mosok jam 12.30 suruh makan lagi? Kasihan perutnya. Ya, udah. Dipilihlah hati sebesar cepuk perhiasan, dengan 3 roti toast kecil. Harganya? 15,99 euro aka Rp 247.845. Yaelahhh, jangankan dengan Indonesia ... dibandingkan dengan makanan Jerman, harganya luar biasa mahal.

Apalagi anggurnya. Ada teman yang pesan segelas saja, harganya 8 euro atau Rp 124.000. Untuk tarif resto di Jerman rata-rata 5 euroan sudah dapat. Dinnele, pizza tipis yang hanya dikasih saus rahm sama percikan daging atau jamur, 10 euro atau Rp 150.000. Padahal di restoran Jerman boleh dapat separoh harga. Hahaha ... bahkan boleh dapat satu pizza di Jerman dengan harga yang sama.

"Besok lagi bawa rantang deh, kita keblondrok" Kira-kira begitu terjemahan kalimat berbahasa Jerman dari ibu ketua kami.

"Setujuuuu ..." Seru kami.

Kami pun bubar menuju kantor dinas wisata Colmar. Harus tepat waktu, nggak boleh telat.

Resto, cafe, butik di mana-mana. Dipilih-dipilih ... (dok.Gana)
Resto, cafe, butik di mana-mana. Dipilih-dipilih ... (dok.Gana)
Cobalah coklat Perancis, abaikan harganya (dok:Gana)
Cobalah coklat Perancis, abaikan harganya (dok:Gana)
Lain kali mau coba resto di La Petite Venise (dok-Gana)
Lain kali mau coba resto di La Petite Venise (dok-Gana)

Resto warna genjreng deket kali (dok.Gana)
Resto warna genjreng deket kali (dok.Gana)

Jam 13.00, restonya masih tutup. (dok.Gana)
Jam 13.00, restonya masih tutup. (dok.Gana)
Colmar, Kota yang Tak Pernah Kena Bom

Tadi, sempat membayangkan dapat pemandu yang muda, hidung mancung, bermata biru, berambut blonde dan semampai, eeeeeeaaaaa ... saya kaget. Memang yang datang adalah perempuan, hidung khas prancis, mata biru dan semampai. Tetapi umurnya 88 tahun! 

Don't judge the book by its cover. Rambutnya memang abu-abu, namun tak mengurangi kegesitan berjalan dari satu tempat bersejarah ke tempat lainnya. Bahkan grup kami ketinggalan. 

Merasa paling muda sendiri, saya malu, selalu berusaha mengimbangi. Di sebelah ibu guide. Semua pada ketawa karena ngos-ngosan mencoba mengikuti irama jalan kaki nenek keturunan Berlin, Jerman dan Colmar, Prancis itu. Sumpah, saya paling nggaksenengtraveling dengan grup yang biasanya digiring macam bebek, ke sana-ke mari. Kali ini, exciting banget. Sukaaak.

"Pertanyaan tentang Colmar akan saya jawab tapi tidak menyangkut politik dan agama, ya?" Pesannya pada kami.

Dalam setiap perjalanan keliling, ia mengijinkan kami untuk memotong pembicaraan, bertanya.

Haha ... gayanya yang unik, energik dan ceria itu membuat kami nggak ngantuk meski perjalanan panjang melelahkan sampai ke kota yang nggak pernah kena bom itu. Karenanya, kota itu diberi penghargaan sebagai world heritage, selamat dari PD I dan II. Kotanya utuh. Menemukan bangunan yang dibangun tahun 1100 an sampai 1700 an? Mudah! Kota ini tua tapi cuantiknyaaaaa keladi, makin menjadi. Bangunan tua yang banyak dialihfungsikan sebagai butik, toko, hotel, restoran, toko souvenir dan lain-lain. Patut dicontoh. Kalau di Indonesia banyak bangunan tua yang nggak terawat; terkelupas, usang, jamuran ... pokoknya rusaklah. Sudah gitu ambruk bahkan, dirobohkan! Serem. Nggak ada bukti sejarah. Semoga artikel dan foto Colmar akan memotivasi Indonesia. Ayo, dong.

Menuju museum Bartholdi (dok.Gana)
Menuju museum Bartholdi (dok.Gana)
Menatap gereja St. Martin (dok. Gana)
Menatap gereja St. Martin (dok. Gana)

Gang mesra (dok.Gana)
Gang mesra (dok.Gana)

Rumah walikota yang dulu jadi tempat tukar anggur (dok.Gana)
Rumah walikota yang dulu jadi tempat tukar anggur (dok.Gana)

Pilih naik kereta kuda atau Le Petit Train?(dok.Gana)
Pilih naik kereta kuda atau Le Petit Train?(dok.Gana)
Tips Sehat di Umur 88 Tahun

Nggak terasa, sejam sudah dipandu nenek Colmar keliling pusat kota. Kami harus berpisah.

Malu bertanya, sesat di jalan. Rugiiii kalau nggak bertanya. Saking penasaran dengan penampilan beliau, saya tanya:

"Darf ich Ihnen was fragen?" Saya minta ijin supaya boleh bertanya, pertanyaan terakhir.

"Wie bitte ..." Sepertinya, ia nggak dengar apa yang saya katakan. Meminta saya mengulangi lagi.

"Sie sind ja 88 aber Sie sind sehr fit. Was ist Ihre Geheimnis?" Saya pengen tahu rahasia sehat 88 tahun si nenek.

"Ich trinke ein Glass Wein ein mal am Tag, am Abend halt. Frher schlafen ist Gesund. Um 8 Uhr Punkt, gehe ich ins Bett. Danach ich hre klassische Musik und schlafe. Ich stehe um 6 Uhr Morgen auf."

Si nenek masih bekerja sebagai pekerja ekstra di dinas pariwisata Colmar. Jadi setelah pensiun, ia diperbantukan. Masih kerja. Nggak pakai tongkat, nggak ada kursi roda. Banyak jalan kaki.

colmar12-59c377b3ceb54d1ab6376aa2.jpeg
colmar12-59c377b3ceb54d1ab6376aa2.jpeg
88 tahun?Yang penting sehat dan happy (dok.Gana)
88 tahun?Yang penting sehat dan happy (dok.Gana)
Lestarikan silaturahmi,tamba ati (dok.Gana)
Lestarikan silaturahmi,tamba ati (dok.Gana)
Contoh deko kota yang seger di mata (dok.Gana)
Contoh deko kota yang seger di mata (dok.Gana)
Waaaaa ... beraaaaat. Rahasianya, ada yang nggak bisa saya penuhi; harus minum segelas anggur setiap malam. Prancis sangat terkenal dengan produk anggurnya. Jerman? Sama saja. Bahkan sangat mudah mendapatkan anggur lezat dengan harga yang murah.

Kedua, tidur lebih awal (20 WIB) dan bangun pagi (06.00). Selain itu, musik klasik untuk relaksasi di tempat tidur adalah syarat lainnya.

Bagaimana dengan tips sehat Anda? Ah, lupakanlahhh, yang penting jalan-jalan... happy-happy no worry. Bukankah banyak jalan kaki itu sehat? Salam Koteka (Komunitas Traveler Kompasiana). (G76)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun