Jikalau Lebaran Datang, Bolehlah Kami Bertemu Lagi
Setelah makan, anak-anak dapat es krim dan bermain di kebun. Yang perempuan bermain pasaran, yang laki-laki bermain sepak bola.
Sementara itu, bapak-bapak dan ibu-ibu ngobrol soal hal-hal ringan tentang antar negara sampai yang lucu-lucu, sambil nyemil makanan khas lebaran seperti nastar bikinan gendhuk ragil, emping mlinjo, kacang, roti blek dan teh melati. Tuh, kan. Senang rasanya mengundang mereka. Nggak sendirian merayakan lebaran, capek-capek masak ada yang makan, banyak ilmu baru dan nyenengin orang. Home sick-pun jadi mendadak ilang.
Yup. Rasanya selangiiiit, begitu tahu para tamu bener-bener seneng diundang. Buktinya, selain wajah ceria, mereka ngomong "Danke" udah berapa kali coba. Nggak pernah ada kata sia-sia karena feedback-nya wow, luar biasa. Belum pernah diundang makan penduduk lokal soalnya, namanya juga pendatang baru, di negeri orang lagi. Nggak mudah, butuh waktu.
Ngobrol ngalor-ngidul, nggak terasa sudah pukul 16.00. Tamu sudah kasih tanda mau pulang. Tamu dari Iran membantu mengusung apa yang ada di meja, ke dapur. Meja sudah bersih, kami pun berangkat. Saya antar sampai ke perkampungan pengungsi di bawah sana. Jumpa lagi, ya! (G76)
PS: Selamat lebaran, maaf lahir batin. Bagaimana dengan lebaran Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H