Selain tari, musik dan lagu, suami saya cerita sekilas tentang wayang golek, wayang kulit dan wayang orang yang pernah dilihatnya selama tinggal di Indonesia.
Poco-poco sebagai acara penutup, membuat diaspora Indonesia menarik ibu dubes, ibu konjen dan sebagian besar penonton untuk ikut joget bersama. Warga Jerman diajari caranya: dua langkah ke kanan, dua langkah ke kiri, dua langkah ke belakang, satu kali ke depan, satu kali ke belakang, kaki ditutup. Ulangi. Mudah kan? Sudah coba?
Yang menarik tak hanya pentas di panggung, di depan dapur masih ada papan berjajar! Di sana terpampang foto-foto. Foto bisa bercerita banyak jika diambil dengan cara yang beda.
Jauh-jauh hari, Koteka kolaborasi dengan KPK, Amboina dan Ladiesiana, menyelenggarakan lomba foto hari Kartini. Yup, nggak hanya bagi-bagi hadiah seperti paket jalan-jalan tetapi hasil foto pemenang seperti punya Dewi Puspa, Adhe Unyu, Muthiah Alhasany, Casmudi Van Brebesi dan para juri dipamerkan dalam acara Kartinian di Jerman itu.
Waktu nggak sengaja lewat, Direktur bagian budaya VHS Tuttlingen sampai geleng-geleng kepala mengamati satu persatu foto yang ada. Katanya, “Kok, bisa bagus foto-fotonya dan itu membuat saya seperti melayang sendiri ke Indonesia. Gambaran yang luar biasa.“
Sihir ternyata tak hanya berasal dari foto-foto, jamuan di meja melambai-lambai minta disantap. Coba. Jajan pasar Indonesia yang disajikan; sate bakso sapi, lumpia, lemper, sosis Solo, bolu kukus, tahu goreng, bala-bala, nogosari, pukis, sus, bolu pandan, lapis legit, lapis pandan, kacang-kacangan dan aneka krupuk ... bikin ngiler. Minuman tradisionalnya; jahe anget, kunir asem, teh hijau, sekoteng, kopi tubruk dan beras kencur.
Sekitar 85 tamu yang hadir adalah warga Jerman dan diaspora di Jerman. Lidah mereka dimanjakan sekali. Jam 19.00 makanan basah sudah habis, tinggal yang kering seperti kacang goreng, kek jambul dan krupuk saja. Yaaaa, pantes, satu orang bawa piring isinya segunung. Syukurlah, tandanya sukak kan? Nggak rugi masak, sampai dapur berantakan dan keringetan segede jagung.
Kesan-pesan
Konsul Jendral Republik Indonesia di Frankfurt, ibu Wahyu Hersetiati sendiri dalam pidatonya, mengucapkan selamat datang kepada para tamu, khususnya ibu dubes RI di Budapest. Rasa senang dan bangga beliau pada diaspora Jerman, semakin terasa sampai acara berakhir. Beragam brosur tentang Indonesia dari KJRI dibagikan dalam acara. Ibu Konjen mengajak warga Jerman untuk berbondong-bondong berlibur ke Indonesia, memanfaatkan visa bebas 30 hari.