OK. Jadi meski daun tehnya dipetik di perkebunan Jawa oleh tangan-tangan orang Indonesia, tetap saja produk teh siap sajinya disesuaikan dengan kebutuhan orang Jerman.
Meskipun demikian, sungguh ... rasa bangga di dada membuncah selalu, mengungguli rasa teh itu sendiri. Biasalah, kalau di luar negeri ketemu sama yang berbau Indonesia langsung mak deg! Sueneng pollll.
Bisnis Teh di Negara Kopi, Tetap Kuat Sejak 1882
Saya ingat, di Jepang ada tea ceremony. Kalau di Inggris, ada tradisi minum teh dengan kek. Begitu pula di Indonesia, minum teh wasgitel sangat disukai. Meski jumlah peminum kopi juga banyak.
Di Jerman? Ada namanya Kafee trinken atau kebiasaan turun-temurun minum kopi disambi makan kuweh atau Kuchen (Apfelkuchen, Käsekuchen, Marmorkuchen ...). Mengapa bukan Tee trinken? Barangkali karena kebiasaan orang Jerman yang suka minum kopi untuk membuka mata pagi-pagi karena masih ngantuk tapi harus mulai bekerja atau karena banyak Cafe yang menawarkan beragam kopi ketimbang teh. Teknik penjualannya yang beda. Banyak kaaaann penemuan produk mesin kopi ketimbang mesin teh? Hayoooo ....
Selanjutnya, sebagai penyuka teh, terus terang bau kopi itu sungguh harum dan menggoda. Hanya saja untuk meminumnya, paling takut karena nanti nggak bisa tidur. Betul, kopi memang kuat sekali kafeinnya. Makanya banyak yang minum di Jerman, apalagi dingin seperti musim gugur dan musim salju. Brrrrr ... enak narik selimut euyyyy!
Lho, lho, lho lantas, mengapa produk teh masih juga disukai dan bisnisnya hidup di Jerman?
Ingat, people. Jerman itu multikulti. Yang tinggal dan hidup di Jerman tidak melulu orang asli Jerman. Bahkan, bisa jadi suatu hari (akibat banyaknya imigran untuk kuliah, bekerja dan hidup, gelombang pengungsi dan keinginan orang Jerman untuk tidak memiliki banyak anak bahkan tidak punya anak sama sekali meningkat), jumlah penduduk tidak aslinya lebih banyak daripada yang lokal. Nggak percaya? Perhatikan jumlah peningkatan penduduk Turki di seantero Jerman. Rupanya, Jerman sudah menjadi tanah kedua yang nyaman bagi mereka.
Jadinya, banyak orang Asia dan negara lainya (seperti Turki) yang memiliki budaya minum teh ketimbang kopi.
Pabrik-pabrik teh Jerman seperti Meßner, Teekanne, Millford, Goldmänchen, Bünting (red: urutan sesuai rangking teh favorit konsumsi orang Jerman) ... tidak khawatir kalau nggak ada yang beli. Produksi dan inovasi terus dan terus .... Hmm .... Pernah baca sebuah blog orang Jerman, ada studi yang menerangkan bahwa tahun 2011, jumlah impor teh Jerman meningkat 6% dari tahun 2010. Lucunya, jumlah ekspor teh Jerman juga meningkat 4,8% dari tahun sebelumnya. Berarti Jerman juga memiliki bisnis bagus dalam mengolah bisnis teh secara internasional di puluhan negara.
Pabrik teh Jerman, Teekane yang bermarkas di Düsseldorf mengeluarkan produk baru “Indonesia“. Dengan bungkus warna ungu, bertuliskan nama negara kita dan pulau tempat asal saya, “Java“, meminumnya sangat nikmat karena bangga ada di dada. “Hey, ini teh dari negara Indonesia. Dari Jowo!!!“