Membaca komentar demi komentar, salah satu komentar dengan kalimat bernada geram mbak Fey segera saya tanggapi bahwa “It isn’t available right now“. Yang artinya, akun palsu itu sudah tidak ada di FB. Saya yakin karena sudah dilaporkan ramai-ramai oleh teman-teman pak Tjip.Well done!Gana turut berbahagia, pak Tjiiiiiiiiiiip!
Tja. Saya taksir, manajeman Facebook bertindak cepat dengan isu yang baru saja terjadi dan dilaporkan berjamaah. Super!
Jadi ingat akan aktifnya google dalam memberi peringatan via email kepada saya, kalau ada yang coba membuka email pribadi dari negara lain atau dari IP address yang berbeda. Untungnya, beberapa kali itu, ternyata karena saya sendiri.. yang sedang traveling dan membuka di negara di luar Jerman. Uhhh.
Berharap, kejadian pemalsuan akun pak Tjip itu pertama meningkatkan kewaspadaan kita masing-masing. Berikutnya, menjadi kaca benggala bagi admin Kompasiana sehingga admin Kompasiana memiliki manajemen ciamik abad 21. Ketiga, persahabatan itu indah, saling melindungi, membantu dan mengingatkan satu sama lain tanpa diminta.
OK. Jika saja suatu hari terjadi, ada akun Kompasianer rusuh, sembarangan, palsu atau sejenisnya. Mari laporkan bersama dan tanggapan ASAP admin yang adil dan merata semoga mampu meredakan suasana. Ini demi kenyamanan bersama. Betul?
Apa Motivasi Memalsukan Akun Orang Lain?
Apa sih, yang memotivasi seseorang membuat akun dengan nama orang lain? Saya amati, banyak. Banyak sekali. Salah satunya, bermodus mencari keuntungan berupa uang.
Seperti kebanyakan cerita Kompasianer Fey Down di Australia, biasanya untuk menipu para wanita sampai jutaan bahkan ratusan juting.
Para scammer, begitu sebutan para Fb-er yang mencopet foto tokoh/artis/orang terkenal yang berpangkat, berwajah ganteng atau bertubuh macho dambaan wanita sedunia. Mereka mencari mangsa di dunia maya. Merayu para wanita dengan untaian kata, menipu dengan segala cara dengan beragam cerita dan variasi tipu dayanya. Memba-memba, kalau orang Jawa bilang. Sayangnya bukan dhemit atau setan karena mereka itu ada di dunia nyata tetapi hanya bersembunyi di balik dunia maya.
Berikutnya, motivasi pemalsuan yaitu menjatuhkan martabat seseorang atau sebaliknya, pencitraan.
Nah ... yang beginian repot. Dari yang profil jelek jadi bagus dan yang top jadi down. Simsalabim. Astagagagana! Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Fitnah adalah pembunuhan karakter.