Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Belajar Main Ski dalam Sehari? Bisa!

26 Januari 2017   17:34 Diperbarui: 26 Januari 2017   22:33 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lift Gondel untuk 8 orang, 640 kg (dok.Gana)

“Iya, tapi pelan-pelan ya, pak. Jangan ditinggal.“ Kayak mau ke mana saja, takut ditinggal di padang salju. Saya pun coba lagi, meluncur sendiri dari start sampai finish. Toh, rombongan pengapit (suami dan anak-anak) ada di sekitar saya. Dari ketinggian 1414 meter, kami sudah sampai bawah. Titik nol. Aman!

Siyappp! Acara main ski dilanjutkan lagi. Lagi dan lagi. Nggak pakai acara jatuh bangun lagi. Sudah tahu medan. Sudah paham pula kendali kaki, papan, pantat dan tongkat.

Minum coklat panas dulu di 1414 m (dok.Gana)
Minum coklat panas dulu di 1414 m (dok.Gana)
Skihutte, tempat makan dan minum (dok.Gana)
Skihutte, tempat makan dan minum (dok.Gana)
Pukul 16.58

“Kurang dua menit lagi“ Petugas berteriak. Pintu lift akan segera ditutup. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan naik pada pukul 17.00. Feierabend alias tutup warung.

Cepat-cepat kami berempat melewati mesin dan masuk ke kabin, Gondel. Yaaaa ... bisa. Kami sudah sampai ke atas beberapa menit kemudian. Untuk kesekian kalinya kami sudah naik turun gunung. Waktunya minum coklat panas sembari menikmati keindahan dari atas, mumpung matahari belum terbenam. Biasanya selalu ada resto atau Skihutte di tempat main ski.

“Srrrrrrt“ Sedap sekali.

Cangkir sudah kosong. Perut sudah hangat. Waktunya main ski lagi. Auf die Plätze, fertig ... los!“

Tak berapa lama, kami meluncur ke bawah untuk terakhir kali. Memilih jalan, Piste yang tidak sukar (biru, bukan merah atau hitam). Lalu belok ke jalur yang punya kemiringan yang biasa dipakai orang untuk Schlittenfahren, meluncur dengan alat khusus prosotan.

Sudah tak ada lagi perasaan takut jatuh, luncuran sudah bisa melenggok ke kiri dan ke kanan. Caranya, jika ingin ke kanan, miringkan papan kiri ke arah kanan dan sebaliknya. Kedua papan posisi lurus, untuk menambah kecepatan luncur atau mengayuh dengan tongkat. Membuat posisi pizza jika ingin mengerem luncuran. Sebagai pemula, biar lambat asal selamat lahhh.

Indahnya salju, romantis euy! (dok.Gana)
Indahnya salju, romantis euy! (dok.Gana)
Akhirnya bisaaaa! (dok.Gana)
Akhirnya bisaaaa! (dok.Gana)
Horeee ... main ski! (dok.Gana)
Horeee ... main ski! (dok.Gana)
Apa saja yang dibutuhkan dalam main ski?

Tuh, seru dan tertarik kann main ski? Kalau mau coba, pasti bisa. Mau?

Apa saja yang harus Kompasianer siapkan? Pertama baju dalam. Biar nggak masuk angin, dong. Selama main ski, kita menantang angin, kan? Nah, baju dalam ini bisa didapatkan di toko-toko retail Jerman (Aldi, Lidl, Netto dan lainnya) dengan harga 7€ an satu set. Baju dalam dua potong itu panjang semua, tipis, berbahan seperti kaos olahraga tapi mampu memberi jalan pernafasan kulit lancar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun