6. Keluarga harmonis dan kompak
Kalau jalan-jalan sekeluarga, kami suka bergandengan. Kadang repot kalau jalannya sempit. Pagar tangan buatan kami sekeluarga, panjang! Untuk mempermudah, kadang harus dipotong jadi dua.
Senang sekali rasanya di Jerman, pasangan lansia tetap bergandengan di mana-mana. Usia tidak menyurutkan rasa sayang dan cinta. Yang lebih muda, tidak boleh kalah. Kemesraan tidak selalu identik dengan hal-hak negatif. Sah kalau sedang jalan-jalan, kami gandengan karena sudah suami istri. Jika berkeringat karena matahari menyengat, kami ganti pegang kelingking. Idih.
Kekompakan akan terasa saat menaiki sebuah gunung. Siapa yang jalan paling depan atau paling belakang? Siapa yang harus membawa tas punggung? Siapa yang harus menunggu kalau ada yang ketinggalan, gara-gara jalannya lelet?
Tak jauh berbeda dengan perjalanan ke atas kastil Singen, Jerman misalnya. Kadang ada anak yang merasa putus asa karena tidak sampai-sampai juga perjalanannya. Ya, sudah, kalau masih kecil, bisa dipanggul, gendong atau ditarik. Jika tidak memungkinkan, semua anggota tim berhenti di satu titik, untuk istirahat sejenak. Perjalanan diteruskan jika rasa lelah anak sedikit hilang dan semua setuju untuk lanjut.
Tahun depan adalah 11 tahun saya berada di negeri sosis. Jika melihat foto yang disimpan dalam folder foto di server, kenangan manis, pahit, getir perjalanan mengunjungi tempat-tempat wisata, seperti kilas balik bermain di layar otak.
Saya tidak akan tahu tempat bagus dan tidak bagus kalau tidak pernah jalan-jalan. Siapa tahu, kalau sudah punya cucu-cicit, tempat wisata itu tetap menarik dan bisa diceritakan kepada mereka?
"Di Antalya, Turki, oma Gana pernah hampir saja kehilangan notebook sebanyak dua kali. Untung pihak bus dan maskapai masih menyimpannya...."
Atau ...
"Dulu, oma Gana pernah duduk di atap bus di Nepal. Perjalanannya jauh dari satu kota ke kota lainnya. Sereeem, kanan dan kiri jurang, jalannya sempit!"
8. Menghasilkan buku.