Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jadi Penulis Buku Bisa Bikin Kaya?

14 September 2016   20:38 Diperbarui: 15 September 2016   12:51 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Jadi penulis nggak bikin kaya, kok kamu mau-maunya nulis buku,“ celetuk salah satu tetangga yang saya undang untuk membedah buku terbitan Gramedia waktu itu, di rumah saya. Kami tumpengan nasi kuning sekaligus bagi cerita membuat buku dari rumah.

“Suka sih, senang itu tak ada harganya, nggak bisa dibeli. Ini passion,“ senyuman manis saya bikin dia kecut.

Sedih juga kalau ada orang yang bilang begitu tapi bagaimana ya, memang kenyataannya bisa saja terjadi bahwa tidak semua penulis dapat uang, menerima royalti yang lumayan atau jadi kaya tadi. 

Mengapa? Yang sudah pernah menulis buku di Indonesia entah dengan penerbit mayor atau minor-minir aka independen dan belum bernasib seperti JK Rowling yang terkenal sedunia dan kaya itu, pasti tahu rasa dan lika-likunya menulis buku. Penulis Harry Porter saja tidak mendadak begitu, ditolak berkali-kali naskahnya sampai diterima. Nggak mudah putus asa. Siap?

Oh, ya. Dalam perbincangan bedah buku tadi tetap ada senangnya. Salah satu tetangga yang lain berujar “Ahhh, kalau kamu bilang menulis untuk hobi dan mengisi hatimu, aku juga harus menemukan kesibukan untukku, yang aku suka, sekaligus bermanfaat,“ ibu rumah tangga beranak dua itu berasal dari kota besar. 

Begitu pindah di tengah gunung dan hutan, ia di rumah seperti saya. Alhamdulillah! Tahun ini, ia sudah jadi guru TK! Ia bukan lulusan PGTK atau institut keguruan, tidak pernah punya pengalaman jadi guru sekalipun tapi ia beruntung teman baiknya yang juga orang dalam menawarinya. Tuhan memang tidak pernah tidur. 

Saya ikut senang, secara tidak langsung meski tanpa pengakuan dari tetangga saya tadi, ia telah terinspirasi dari buku yang saya ciptakan dan apa yang saya lakukan sebagai ibu RT. Yup, menuruti passion-nya. Nggak gampang lhooo jadi guru TK. Berarti dia tergolong penyabar dan penyayang anak-anak. Hahaha ... jadi ingat pernah lima tahun jadi guru taman kanak-kanak, sekarang berubah jadi guru taman kawak-kawak.

Jangan suka minta gratisan buku dari penulis

Sudah dibilang nggak bikin kaya, masih ada kisah orang yang suka minta buku gratis pada seorang penulis. Ini merepotkan. Kalau buku itu diterbitkan sendiri alias independen atau indie lebel dengan jumlah banyak, susah ya buat nolak. Nanti dikira pelit. Xixixixi ....

Paling aman POD, print on demand yang artinya ada uang ada barang. Nggak ada uang buku melayang alias nggak dikasih. Jadi kalau ada yang minta gratisan alasannya jelas buku bakalan nggak nongol kalau nggak dibayar.

Nah, kalau ngasih ke yang minta gratisan, bukankah mencetak buku itu harus punya modal? Kalau modalnya saja nggak nutup, bagaimana masa depan aau semangat menulis buku lagi? Mandeg, dong. It’s not all about money but all in this world needs money.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun