Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mudahnya Mengalahkan Orang Lain, Sulitnya Mengalahkan Diri Sendiri

12 September 2016   16:00 Diperbarui: 12 September 2016   16:04 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hikmah yang kedua adalah jadi mikir, setelah mengalahkan orang lain bisa bagaimana dengan mengalahkan diri sendiri? Bisa? Hohohohoooo ...

Mengalahkan Diri Sendiri

Cerita mengalahkan atau mengungguli orang lain (dalam prestasi, harta, tahta atau apa saja) itu sudah biasa. Bagaimana dengan mengalahkan diri sendiri? Ini nih, ini yang paling suseeeehhh ...

Umur saya sudah 40, belum tentu umur segitu sudah bersantan, bijaksana, penyabar dan entah apalagi harapan orang dengan usia yang sudah tidak lagi muda tapi juga belum terlalu tua itu. Jauh dehhh ...

Yang jelas banyak hal yang harus saya pelajari dan latih demi mengalahkan diri sendiri supaya:

1. Nggak cepat ngambek

Waduhhh ... suami saya paling nggak bisa kalau saya ngambek. Kalau ngambek saya biasanya diem, nggak ngomong tapi upleg aja, bergerak. Nyapu kek, masak kek, nyetrika kek, nyiram bunga kek ... tapi nggak ngomong. Ciri saya kalau lagi sehat dan happy itu ... nyanyi. Iya, saya suka nyanyi. Kayak burung lah. Xixixi ....

Biasanya saya digoda, dicium atau dipeluk-peluk suami biar ngambeknya ilang. Hahaha ... entah, ya ... kebiasaan dari jaman kanak-kanak ini nggak bisa ilang. Maaf ya, pakkk. Memang harus mengubah gaya yang begini.

2. Nggak cepat marah

Ring tone HP suami diset seperti bunyi lokomotif kereta api kalau saya yang telpon. Kenapa? Katanya saya kalau marah begitu deh ledakannya. “Tut tuuuuuuuutttt ... “ Hahaha ... lombok rawit, kecil tapi pedes.

Dari situ saya kilas balik, betul juga ya. Bukankah menahan marah sudah dilatih sejak kecil saat puasa. Kalau Ramadan kan hawa nafsu termasuk marah nggak boleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun