Jangan salah, tak hanya putri dari presiden Amerika Serikat, Sasha Obama yang kerja paruh waktu di masa liburan musim panas. Sudah jadi tradisi turun menurun kalau kebanyakan remaja Jerman kerja paruh waktu di pabrik, toko atau perusahaan tertentu pada masa liburan 6 minggu setahun sekali itu. Nama kerennya Ferienjob. Mungkin tidak harus seperti Sasha di resto cepat saji semacam Nancy’s, tak harus dikelilingi petugas keamanan kepresidenan sepertinya, atau tak harus kenal dengan pemilik tempat kerja. Biasa saja, kerja paruh waktu seperti halnya orang mocok (menggantikan teman/kenalan yang berhalangan kerja). Sebentar tapi bermanfaat dan berkesan.
Musim panas, musim Ferienjob
Jerman punya empat musim, tiap musim ada liburnya. Misalnya libur sekolah di daerah Baden-Württemberg memiliki libur seminggu di musim gugur, dua minggu di musim dingin, enam minggu di musim panas dan seminggu di musim semi. Ditambah 12 hari libur nasional. Liburan musim panas? Iya daerah kami dimulai pada akhir Juli sampai awal September.
Apa sih yang istimewa di musim panas? Ya, liburan sekolah, Sommerferien atau Urlaub bersama keluarga. Anak-anak SD sampai SMA itu di kisaran 6-18 tahun. Ada lagi? Betul, yang istimewa itu Ferienjob. Ferien-liburan, Job-pekerjaan. Pekerjaan yang ada pada musim panas, saat liburan sekolah yang disediakan beberapa perusahaan, pabrik atau kantor untuk anak remaja Jerman. Asyik, buat tambahan uang saku.
Karena musim panas biasa dimulai bulan Juli, remaja bisa mencari Ferienjob beberapa bulan lebih awal di situs khusus seperti ferienjob, studentjob atau jobmensa
Aturan Ferienjob
Kami salurkan uang subsidi dari pemerintah bagi anak, untuk tabungan, uang saku dan uang kursus anak-anak. Makanya masih kurang kalau anak punya banyak keinginan melebihi budget yang ada. Cara remaja Jerman untuk memenuhi keinginan tidak harus memaksa minta uang orang tua tapi cari sendiri dengan kerja paruh waktu, ya.
Nah, anak kedua kami baru 10 tahun. Dia sudah bilang mau cari Ferienjob. Kami ketawa aja. Tentu karena di Jerman belum boleh. Makanya, buat training, baru-baru ini dia boleh membantu kami mengecat dinding luar rumah dan diberi sedikit uang sebagai “upah“.
Mengapa umur 10 tahun belum boleh? Jerman baru mengijinkan anak remaja berusia 13 tahun untuk mencari tambahan uang saku yang diberikan orang tuanya. Pekerjaannya juga tertentu, tidak boleh berat seperti Zeitungen träger (loper koran atau brosur dari toko/perusahaan) atau jalan-jalan sama anjing orang (biasanya tiga kali sehari; pagi, siang dan sore/malam). Jerman anti child labor. Lamanya juga hanya maksimal 2 jam sehari antara pukul 08.00-18.00. Ijin dari orang tua atau wali juga tetep penting.
Lain lagi dengan anak kami yang nomor satu. Umurnya sudah melewati 15 tahun. Dia boleh saja bekerja di tempat seperti toko roti, toko kelontong, toko souvenir, peternakan kuda, bimbingan belajar atau toko bunga. Di Bäkerei atau toko roti dekat rumah kami biasa menampung anak-anak remaja kampung yang mau cari tambahan uang saku di musim panas. Saya ingat betul wawancara dengan atlet Rhönrad (bola besi). Juara dunia tiga kali di AS itu pernah ikut Ferienjob dan menikmatinya. Uangnya buat tambahan uang balet, penunjang kelenturannya untuk jadi atlet Rhönrad. Selepas pensiun jadi atlet (umur 25), dia didapuk sebagai dosen jurusan olah raga di universitas Köln dan melanjutkan S3 nya (doktor).
Anak tetangga kami yang lain, baru saja merayakan ultah ke-18. Ibunya cerita bahwa selama musim panas, si anak jadi penjaga tiket di sebuah konser musik di Tuttlingen “Honbergsommer“. Lumayan. Karena konser hanya semingguan, si anak cari kerja lagi, nyambung di RS setempat. Barangkali dapat rekomendasi dari ibunya yang asisten perawat di sebuah klinik dokter. Setelah kumpul duitnya, dia berlibur ke luar negeri bersama teman-temannya.
Anak-anak seusianya memang sudah boleh kerja lebih lama (5 hari kerja, 40 jam seminggu). Misalnya di tempat disko, tempat wisata atau pasar malam. Kalau pintar memanfaatkan liburan, banyak duitnya tuh.
Ada lagi kabar dari anak asuh kami dari Rumania, lewat inbox FB. Remaja pertukaran pelajar yang pernah tinggal di rumah kami itu sudah lulus SMA dan meneruskan kuliah di negaranya. Musim liburan sekolah, dia kembali ke Jerman selama sebulan untuk kerja Ferienjob. Upahnya memilah ketimun Jerman (Gürke) adalah 8,5€/jam (kira-kira Rp 127.000). Tugasnya berlaku sebulan, jam kerjanya seminggu dari pagi sampai sore. Rupanya, peluang Ferienjob tak hanya untuk remaja Jerman....
***
Begitulah cara Jerman memberikan pendidikan mandiri, tak hanya menggantungkan kantong orang tua atau jatuhnya uang dari langit.
Begitulah cara Jerman memberikan ruang bagi energi anak-anak remaja untuk mengeluarkan bakat dan minatnya pada waktu liburannya. Daripada kegiatan yang nggak-nggak, Ferienjob alternatif bagus untuk remaja. Intinya, asal pekerjaan ringan dan memikirkan faktor keselamatan, kenyamanan dan kesehatan remaja, pemerintah pasti dukung penuh.
Bagaimana dengan di tanah air? Adakah peluang dari pemilik toko, pabrik, perusahaan termasuk perlindungan dari pemerintah untuk remaja Indonesia? Kalau iya, saya kira banyak remaja yang mau belajar untuk mencari uang saku. Yang biasa kita lihat adalah banyak anak atau remaja Indonesia yang terpaksa cari uang karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu. Bahkan sampai jadi anak jalanan...
Peluang kerja paruh waktu di musim liburan sekolah itu semoga memberi pelajaran penting dalam kehidupan remaja.
Meski belum begitu ngetrend di tanah air ... hallo, remaja Indonesia, selamat mencari uang saku tambahan! Semangat, yak. Kami orang tua, mendukung penuh! (G76)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI