Anak-anak seusianya memang sudah boleh kerja lebih lama (5 hari kerja, 40 jam seminggu). Misalnya di tempat disko, tempat wisata atau pasar malam. Kalau pintar memanfaatkan liburan, banyak duitnya tuh.
Ada lagi kabar dari anak asuh kami dari Rumania, lewat inbox FB. Remaja pertukaran pelajar yang pernah tinggal di rumah kami itu sudah lulus SMA dan meneruskan kuliah di negaranya. Musim liburan sekolah, dia kembali ke Jerman selama sebulan untuk kerja Ferienjob. Upahnya memilah ketimun Jerman (Gürke) adalah 8,5€/jam (kira-kira Rp 127.000). Tugasnya berlaku sebulan, jam kerjanya seminggu dari pagi sampai sore. Rupanya, peluang Ferienjob tak hanya untuk remaja Jerman....
***
Begitulah cara Jerman memberikan pendidikan mandiri, tak hanya menggantungkan kantong orang tua atau jatuhnya uang dari langit.
Begitulah cara Jerman memberikan ruang bagi energi anak-anak remaja untuk mengeluarkan bakat dan minatnya pada waktu liburannya. Daripada kegiatan yang nggak-nggak, Ferienjob alternatif bagus untuk remaja. Intinya, asal pekerjaan ringan dan memikirkan faktor keselamatan, kenyamanan dan kesehatan remaja, pemerintah pasti dukung penuh.
Bagaimana dengan di tanah air? Adakah peluang dari pemilik toko, pabrik, perusahaan termasuk perlindungan dari pemerintah untuk remaja Indonesia? Kalau iya, saya kira banyak remaja yang mau belajar untuk mencari uang saku. Yang biasa kita lihat adalah banyak anak atau remaja Indonesia yang terpaksa cari uang karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak menentu. Bahkan sampai jadi anak jalanan...
Peluang kerja paruh waktu di musim liburan sekolah itu semoga memberi pelajaran penting dalam kehidupan remaja.
Meski belum begitu ngetrend di tanah air ... hallo, remaja Indonesia, selamat mencari uang saku tambahan! Semangat, yak. Kami orang tua, mendukung penuh! (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H