Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Teror di München, 9 Tewas 10 Terluka

23 Juli 2016   01:49 Diperbarui: 25 Juli 2016   14:38 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marienplatz, München (Dok.Gana)

Berikutnya twitter pemberitahuan bagi semua supir taksi  untuk menghindari area  Stachus; “Meldung jetzt an alle Taxifahrer in #München Stachus meiden.“ Jika taksi menghilang dari peredaran dan U-Bahn (kereta bawah tanah) dihentikan oleh jawatan MVG, bisa bayangkan bukan betapa paniknya orang-orang di sekitar OEZ?

Polisi juga menganjurkan warga sekitar untuk tetap berada di rumah, tidak berada di jalanan dan menghindari OEZ.

***

Owaiyo! Sedang serius menikmati berita teror di OEZ, dari jendela kaca terlihat tiga orang pemuda berambut ikal, hitam dan berjenggot panjang sedang, yang berduyun-duyun memasuki halaman rumah kami. Bel pintu rumah dipencet. Suami saya sudah takut mau dibuka atau tidak, ya pintunya.... Ingatannya masih nyangkut di berita TV tadi. Takut dirampok.

Mereka mengenalkan diri di depan pintu. Ah, rupanya mereka adalah tukang bangunan yang mau merenovasi kamar mandi kami. Suami tentu saja tidak mengenali karena kontak dilakukan hanya dengan email. Tiga pemuda itu dari Albania, Italia dan Kosovo! Silakan bayangkan sendiri penampakan mereka.

Suami saya mungkin bukan satu-satunya orang Jerman yang sudah tidak merasa aman  dan tak nyaman tinggal di Jerman dengan berita-berita teror di Jerman dan sekitarnya, kasus pengungsi dan entah apalagi. Sehingga memiliki stereotype kalau orang dengan penampilan seperti itu pasti teroris.

Ya, gitu ... kisah di Paris, Brüssel, Würzburg dan kota-kota besar di dunia lainnya memang menuding negara-negara itu-itu saja. Jadi nggak salah kalau suami saya (dan kami) ada rasa was-was beberapa saat yang lalu.

Ketakutan suami saya itu juga mengingatkan saya pada kasus penolakan visa di seluruh penjuru dunia karena nama pelamar visa mirip punya teroris atau bahkan cuma wajahnya saja! Stereotype yang kadang keliru tapi sekali lengah ...bisa berabe. Bagaimana dengan pengalaman Kompasianer tentang kekhawatiran yang serupa terhadap orang asing?

Selamat malam. Semoga tetap sehat dan bahagia. Jaga diri Kompasianer dan keluarga baik-baik. God bless. (G76)

Link:

1. Apa kata pengamat teroris Jerman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun