Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gara-gara Panas Matahari, Beberapa Warga Jerman Dipulangkan

20 Juli 2016   23:37 Diperbarui: 21 Juli 2016   14:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan aturan untuk sekolah. Suami saya cerita dulu sekolahnya (area negara bagian Baden-Württemberg) kalau jam 10 pagi, suhu udara sudah 25 derajat C, dipulangkan lebih awal. Cek lagi di internet, memang masing-masing negara bagian memiliki aturan sendiri. Jerman memiliki 16 negara bagian. Negara bagian Baden-Württemberg memang membatasi mulai 25 derajat C, sejak tahun 1975.

Negara bagian Schleswig-Holzstein, akan menunggu suhu yang sama pada pukul 11, baru dipulangkan. Aturan itu dibuat sejak tahun 1998. Lain lagi dengan negara bagian Nordrhein-Westfalen, yang mengukur suhu sampai 27 derajat dulu, baru bisa diputuskan Hitzefrei (kecuali sekolah menengah).

Pemberlakuan Hitzefrei di Eropa

Waktu pagi-pagi, buka internet. Mengecek email sampai FB. Ada seorang teman yang menceritakan bahwa di Italia, sudah hal yang wajar kalau sekolah dipulangkan lebih awal atau liburan musim panas yang panjang. Mau ngapa-ngapain juga gerah. Eropa memiliki 4 musim yang tiap 3 bulan berganti. Nggak kayak Indonesia yang panas dan hujan saja. Suhunya juga terlalu tinggi, sedangkan di Eropa suhu naik-turun, ganti-ganti. Jadi musim panas merupakan saat yang dimanfaatkan orang untuk berada di luar ruangan, menikmati matahari.

Selain Jerman dan Italia, Austria dan Swiss adalah negara-negara yang memberi kesempatan anak-anak sekolah sampai pekerjanya untuk menikmati musim panas. Jika kepanasan, dipulangkan. Swiss (Zürich) pernah memberlakukan sampai tahun 1998 bahwa anak-anak dipulangkan ke rumah, jika pada pukul 10, suhu udara sudah sampai 30 derajat C. Austria bahkan mengatur bahwa suhu ruangan harus maksimal hanya 25 derajat C saja dan tidak boleh pasang AC. Ada teman Kompasianer di Austria atau Swiss yang mau tambah informasi tentang itu? Silakan.

Yang jelas, setelah membaca artikel bebas dari panas matahari ini jangan sampai ada yang usul ke presiden Jokowi agar pekerja diperpendek jam kerjanya atau ... ke pak Anie Baswedan, supaya beliau memberikan surat kepada semua kepala daerah untuk menghimbau sekolah-sekolah agar memberlakukan hal yang sama di tanah air.

Apa kata dunia kalau sekolah-sekolah dari Sabang sampai Merauke setiap hari jam sekolahnya diperpendek? Lah wong di Indonesia panas terus, tidak seperti di Eropa yang hanya maksimal 3 bulan saja dalam setahun. OK. Selamat menikmati matahari, di manapun Kompasianer berada. Saya duduk di teras, menikmati matahari sampai pukul 21.30. Jam segitu, Indonesia sudah gelap gulita. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun