Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Siswa Jerman yang Muslim Boleh Libur di Hari Raya

8 Juli 2016   13:05 Diperbarui: 8 Juli 2016   13:17 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari raya telah tiba! Seperti biasa, tradisi masak opor telur, goreng ceriping dan bikin nastar. Bela-belain bikin sampai dapur berantakan dan hampir saja bikin rambut suami saya berdiri. Untung setelah selesai, dapur saya sulap bersih. Thank you, Robbot!

Nah, begitu anak-anak pulang, kami menyantap masakan. Biasa, anak yang nomor dua turunannya si bapak. Ia menyanjung bahwa opor saya paling enak sedunia. Lah iya, di Jerman mana adaaaa?

Siswa muslim libur di hari lebaran

Sembari makan, anak yang bungsu cerita bahwa hari raya pertama, teman-temannya yang keturunan Turki pada nggak masuk sekolah. Ceritanya, mereka diijinkan sekolah untuk tidak masuk sekolah karena merayakan hari lebaran bersama keluarga besar. Wah, bagus yaaaa ... sekolah Katolik itu mengijinkan anak-anak muslim untuk libur.

Memang di SD setempat banyak anak-anak orang Turki. Kebanyakan mereka tinggal satu rumah dengan banyak Wohnungen, flat di pinggir jalan di Seitingen dan di Oberflacht.

Saya yakin, mereka yang diliburkan itu happy merayakan Zuckerfest, hari lebaran ala orang Turki (Seker Bayrami) bersama keluarga. Berakhirnya puasa, makan yang manis-manislah mereka. Contohnya Künefe atau Knafeh (keju  atau isi Sahne) dan Dolma (nasi dibungkus daun anggur). Makanan itu masih asing di lidah saya tapi nikmat juga kalau ditelan sambil ngobrol dan silaturahim, ditemani teh khas Turki yang wangi, pekat dan “keras“ itu.

Usulan Ikatan muslim di  Jerman; hari raya jadi hari libur

Jerman punya 16 negara bagian. Baru Bremen dan Hamburg yang memberikan keleluasan para pekerja muslim untuk liburan di dua hari raya lebaran.  Libur di luar tanggungan perusahaan. Anak-anak juga diliburkan dari sekolah. Bagaimana dengan negara bagian lainnya?

Ikatan muslim di Jerman di Schleswig Holstein dan Niedersachsen, baru-baru ini berharap pemerintah juga memberlakukan hal yang sama di wilayahnya. Apakah pemerintah Bundesrepublik Deutschland yang mayoritas penduduknya Katolik dan banyak dibanjiri orang Turki dan pengungsi Syiria itu akan meluluskan permintaan mereka?

Lihatlah di tanah air Indonesia yang mayoritas penduduknya Islam; liburan natal libur semua. Liburan lebaran, libur semua. Indahnya kerukunan beragama. Terima kasih, Indonesia. Apakah ini akan berlaku di Jerman? Ohhh... OK-OK. Itu urusan Jerman.

Urusan Indonesia, ya ... hari-hari gini masih kena macet, kekenyangan makanan lebaran dan kebahagiaan bertemu keluarga besar pada hari raya di mana-mana ... Selamat berkumpul bersama keluarga, tetap jaga kesehatan dan hati-hati di jalan. (G76).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun