Dan ... masih banyak suasana yang dirindukan. Mengenang masa lalu. Bersyukurlah yang masih mendapati tahun ini. Dinikmati.
***
Ohhh, dengar sana-sini. Macet di mana-mana. Orang-orang di seantero Indonesia sudah pada sibuk mudik, saya masih kerja hari ini sampai besok. Saya tidak iri, saya bahagia bahwa banyak orang berwajah ceria di negeri asal saya. Bukan hanya orang kaya raya saja tapi juga sampai kaum papa. Harapan dan rejeki yang dibawa selama ini untuk dibagi bersama keluarga. Entah berapa liter tetesan air mata yang akan jatuh ketika manusia-manusia itu dipertemukan di hari raya. Saya yakin, hari yang indah. Hari yang penuh makna. Hari yang sangat dinanti-nanti.
Tak salah kann, kalau saya ikut ucapkan selamat hari Raya Idul Fitri (bagi yang merayakan), mohon ampun kalau ada kesalahan selama kita berteman maya di Kompasiana. Meski kita belum sekalipun bertatap muka. Mohon maaf kalau ada salah kalimat demi kalimat, dalam postingan saya. Saya manusia, punya tabungan kesalahan yang tak terhitung jumlahnya.
Meski raga saya ada di Jerman, suami saya percaya, hati saya pengen selalu mudik ke Indonesia .... apa daya, duitnya udah buat beli tenaga surya. Siapa sih yang nggak pengen pulang?
“Tahun ini nggak jadi ke Indonesia ... celengannya buat beli alat.“ Kata sang kepala keluarga. Acara berlima ke tanah air, gatot.
“Ho-oh. Nggak papa.“ Timpal saya, sembari berkaca-kaca. Semoga cepat ada rejeki lagi dan saya bisa kembali.....(G76)