“Anaknya mau dijagain siapa? Lagian kan udah sering nonton waktu kamu muda, kurang?“Masih ingat dulu suka nonton konser bareng suami di Semarang. Begitu bintang utamanya manggung, saya minta pulang karena sudah larut malam hahaha ... kebanyakan band pembukaaaa.
“Murah kok, Buk ...“Biasa. Suami saya tahu kalau ada kata DISKON atau MURAH pasti menarik perhatian istrinya, terbujuk biar mau.
“Berapa?“
“Satu orang 200€ untuk tiga hari nonton ditambah gratis PP pakai bus.“ Jiahhh daun kali ya, dibilang murah.
“Wih mahal, 200€ buat kita berdua.“
“Bukan, bukk ... 200€ satu.“
“Welehh ... Kalau uang itu dibuat ke Roma atau Wien gimana, pak?“ Hahaha ... kumat. Begitu tahu harganya lumayan mahal, rasanya kok sayang cuma buat nonton konser musik. Kalau buat jalan-jalan kann bisa jadi buku traveling, tuh. Ada manfaat. Walhasil, suami saya murung karena sampai hari H (24-26 Juni 2016), kami nggak jadi berangkat! Xixi ... maaf, yaaa.
Usai Penyanyi Inggris Main, Bencana Datang dan Festival dibubarkan
Di balik berita buruk ternyata ada yang lebih buruk lagi. Rupanya, hikmah baru kami petik hari Sabtu. Itu saat mendengar berita di radio bahwa festival dibubarkan sejak Jumat malam karena Unwetter, cuaca buruk membuat petugas mengevakuasi sekitar 60.000 orang yang ada di lapangan dengan beberapa panggung musik itu. Beberapa bus sudah siap bagi kira-kira 3000 orang yang nggak bawa mobil. Mengamankan mereka dari bencana. Yang bawa mobil disuruh masuk mobil, berlindung. Mereka tidak boleh berkeliaran di lapangan sampai ada pengumuman.
Entah kebetulan atau sasmita, pertanda khusus. Penyanyi yang main sebelum bencana adalah dari Inggris! Tahu sendiri kan BREXIT, Inggris memutuskan walk out dari EU. Barangkali itu pertanda dari Allah. Di atas panggung, Tom Odell menyerukan impian agar Inggris kembali ke EU. Eropa seperti rumah kedua baginya. Bagaimana ini?