Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Nasi Kuning

9 Juni 2016   19:54 Diperbarui: 9 Juni 2016   20:35 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Setahun berlalu. Selama itu pula, Jacques tak juga pergi dari pikiran dan hatiku, meski Joni adalah suami yang menyayangi dan melindungiku. 

Hari ini hari yang ramai. Entah sudah berapa kali emak, bulik dan budhe kembali berkumpul di dapur itu. Tawa canda mereka tak lagi membicarakanku, melainkan tentang seorang bayi laki-laki yang lahir dari rahimku. Bayi gemuk, lucu dan ganteng.

Ohh, ya. Suamiku bukan Jacques tapi Joni. Joni adalah karyawan bapak yang dipersiapkan untukku. Menutupi malu orang tua dan kepedihanku ditinggal Jacque.

Tampah berisi nasi kuning telah siap di atas meja. Satu persatu, tamu hadir di ruang tamu yang masih saja sempit, seperti dulu. Beberapa duduk di luar, di bawah tenda. Ketinggian nasi kuning itu lambat laun menghilang. Nasi kuning telah habis disantap tamu.

Aku hanya termangu menatap mereka, sembari menggendong bayi umur sebulan  yang wajahnya bukan mirip Joni tapi ... mirip Jacques Van den Boom! Dari balik jendela, kupandangi bulan purnama yang begitu indah menggantung di langit.

“Jacques, anak lelaki ini bukan anak lelakimu!“ Jerit batinku. Kekhawatiranku terbukti, memilikmu hanyalah sebuah fatamorgana .... (G76)

Note:

Menurut wikipedia, “Dalam tradisi Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan. Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, disamping putih, merah dan hitam. Nasi kuning oleh karena itu sering dijadikan sajian pada upacara kuningan.“

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun