Tidak saya tanya berapa umur mereka. Namun dalam garis wajah, tentu mereka mahasiswa/i yang sedang belajar dan beberapa fresh graduated.
Bakat Seni Pelajar Indonesia, Top!
Gending Jawa mengalun. Beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak memecah suasana dengan musik gamelan. Jadi ingat bapak dan ibu di Semarang.
Acara dimulai ketika musik berhenti dan para niyaga pergi ke belakang panggung. MC laki-laki dari Indonesia tampak fasih berbicara dalam bahasa Jerman. Wasis. Satu persatu gelaran disajikan.
Tari Bali sebagai tari persembahan dan ucapan selamat datang kepada tamu begitu memukau. Kerlap-kerlip warna kostum yang indah, gerakan dan musik yang rancak ... memanjakan tamu yang baru saja meletakkan pantat. Tamu-tamu dari Jerman dan Indonesia, mulai dari tua sampai bayi ada. Lengkap. Mereka khidmat menikmati panggung Indonesia.
Dari Bali, penonton diajak ke Kalimantan. Musik khas yang mengingatkan saya pada musiknya suku Indian itu memesona. Meski penarinya tunggal. Tarian Enggang menggambarkan burung Rangkong, biasa ditarikan wanita muda kinyis-kinyis.
Indonesia atas ke Indonesia tengah. Jawa Barat. Gemulai jaipong mulai menggetarkan panggung. Tiga pemudi begitu cantik dengan kebaya, sarung dan selendang. Dari wajah dan gerakan, mustahil kalau mereka tidak punya bakat menari.
Nah, dekat pulau Bali adalah Jawa. MC mempersilakan para niyaga kembali hadir di depan panggung bawah, demi memamerkan lagi musik Jawa. Satu yang menarik, salah satu niyaga masih muda. Karawitan adalah ekstrakurikuler yang ada di SMP, SMA atau universitas. Memang tersedia sanggar khusus. Ketertarikan dan ketrampilan memainkan salah satu, salah dua atau salah banyak dari instrumen tradisional itu tentunya menjadi kebanggaan tersendiri. Terlihat si pemuda mengajarkan cara memainkannya kepada anak-anak penonton saat acara dihentikan untuk makan malam.
Memainkan alat musik modern yang bukan dari Indonesia tetap menggugah. Lihat saja bagaimana seorang pemuda bermain alat musik gesek, biola. Meski bukan setradisional sitter, alunannya menyayat hati dan Indonesia banget. Betul. Lagu yang ia mainkan adalah „Indonesia Tanah Air Beta“ dan mahasiswi yang mendampingi dengan keyboard menyanyikan “Manuk Dadali“ dan “Gundul-Gundul Pacul“. Meski lafal Jawanya kurang pas tetap saja, lagunya menghibur kami dan mendapat applaus meriah dari hadirin. Bravo!
Berlanjut ke mode show. Pengenalan baju tradisional dari beragam propinsi di Indonesia diperagakan mahasiswa dan mahasiswi bukan model artis Indonesia. Walaupun demikian, lenggak-lenggok mereka dari panggung sampai ke lantai di mana penonton duduk di bagian belakang dekat pintu keluar, sangat menarik. Bahkan beberapa penonton bertanya:
“Ini dari daerah mana?“