Sangat mudah untuk mengingat 6 nama teman-teman. Iyalah, dari Senin sampai Sabtu kami selalu bersama seharian. Keringetan bareng di ruang studio rekaman yang kadang kayak masuk oven saking panasnya dan AC mati. Bagaimanapun semua menyenangkan; ngobrol sendirian di depan microphone, nulis naskah siaran, interview dgan orang-orang terkenal, belajar ngedit suara dan musik, bikin program lagu untuk siaran, dan masih banyak lagi. Pekerjaan yang gampang-gampang susah sekaligus mengasyikkan. Mengesankan pekerjaan saya itu, gawe impian semua gadis-gadis dan perjaka jaman itu. Meski, gajinya sebulan nggak nyampe. Puas, pokoknya happyyyyy...
Yang bikin kesel tuh ada beberapa penyiar lama yang kayaknya nggak seneng sama anak-anak baru. Padahal kami bukan musuh, justru ingin belajar banyak dari mereka. Bersatu kita teguh bercerai ada yang kawin lagi...eh kita runtuh. Ada manager juga yang nggak seneng sama saya. Terang-terangan mosok dia bilang kalau suara saya kampungan, nggak pas sama radio. Jahattttt. Kalau sama penyiar cantik aja si bapak manisss .. Huhhhh.
Tuhan itu adil. Manager siaran sayang sama saya ... apa itu karena si ibu kenal sama bapak ibu saya ya? Tiga teman penyiar jadi kawan baik. Ya udah, prinsipnya, selama nggak bikin salah, dan fans masih cinta sama saya (jiahhh), saya nggak perlu khawatir. Bertahan siaran sampai 7 tahun dan pindah ke Smart FM waktu ditawari si Agus pacarnya Indah (sekarang suami istri). Pagi sampai sore siaran, malam ambil komputer (nyolong) eh kuliah ding. Emang berat, badan sudah mau copot semua tapi hidup saya tetap indahhhhh.
Nb; PR kursus bahasa Jerman B2 tanggal 17/4/2016. Judul; Pengalaman Hari Pertama Masuk Kerja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H