Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Serba-Serbi Coblosan Partai Jerman

15 Maret 2016   23:48 Diperbarui: 16 Maret 2016   00:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 13 Maret 2016. Asyik ya, diadakan pas hari libur, Minggu. Orang tak perlu repot mengatur waktu. Biasanya, minggu hari keluarga.

Yup. Coblosan partai sudah dimulai di tiga Bundesländern Jerman; Baden-Württemberg, Rheinland-Pfalz und Sachsen-Anhalt. Sedangkan 13 negara bagian akan menyusul di waktu mendatang. Tidak serentak! Orang-orang sudah dari sehari sebelumnya omong-omong dan siap-siap, memilih.

Hmm ... TPS tampak ramai pagi itu. Mereka sudah tahu siapa yang akan dipilih, tapinya ... psssttt “Rahasia....“

[caption caption="Guido Wolf CDU kalah karena politik pengungsi Angela?"][/caption]

[caption caption="Poster kandidat partai masih dipasang pada hari H coblosan"]

[/caption]

[caption caption="Poster di tiang lampu jalan."]

[/caption]

[caption caption=""Muti" Angela Merkel (CDU) the most powerful woman in the world"]

[/caption]

Poster kandidat ada di mana-mana

Seingat saya waktu di tanah air, ada hari bebas spanduk, poster, pamflet, baliho atau pernak-pernik partai di tempat umum. Itu menjelang pemungutan suara. Biar netral. Banyak kabar pembredelan barang yang masih dipajang tersebut oleh aparat.

Nah, berbeda dengan di Jerman. Saya sempat heran kenapa pada hari H pun, baliho segede gaban masih mejeng di depan gedung. Nggak ada firasat mimpi malam sebelum pemungutan, ada kejadian begini:

“Buk, tadi ada angin kencang ...“ Suami saya datang dari TPS. Sedikit panik.

“Biasaaa ... salah musim, pak. Winter kok ada angin kenceng. Bukannya cuma pas musim gugur, Herbst biar main layang-layang?“ Saya masih tenang-tenang.

Piye tho, buk. Biasa? Ini aku luar biasa, buuuk. Piring terbang. Papan partai dibawa angin terbang lewat mobilku.“ Kedua tangannya menyilang di dada. Haha ... masih deg-degan ya? Takut.

“Wahhh kasihan kamu, pak. Untung nggak kenapa-kenapa. Sini.“ Pelukan mendarat di badan raksasanya. Entah karena masangnya kurang kenceng atau kencengnya angin yang tak diundang itu yang menyebabkan baliho terbang ke jalan raya melewati mobil suami saya yang pulang menuju rumah. Ada malaikat yang belokin papan biar tidak menghantam kaca mobil tapi bablas ke atap dan naik .... Terima kasih, Gusti. Alhamdulillah.

Saya amati kota-kota yang saya lewati satu hari sebelumnya, hari itu dan hari setelah hari H. Di setiap tiang listrik ada poster kandidat masing-masing partai. Ada Guido Wolf dari CDU, Ada Markus Kiekbusch dan lain-lain ... Tanya kenapa?

Nahhh, semuanya baru diturunkan pada hari Senin sore. Jadi, setelah coblosan ... bukan sebelum coblosan dimulai.

Hasil Sementara Coblosan Partai yang Mencengangkan

Minggu, nonton TV. Di mana-mana yang ada cuma berita tentang pemilihan. Halaaaaahhh, boseeeen. Eh, eh ... Wow. Ada yang menarik untuk diamati. Ketika partai yang biasa meraup suara banyak seperti CDU pimpinan Angela Merkel, Grünen dan SPD, prosentase suaranya turun drastis. Di satu sisi, nama AFD (Alternative für Deutschland) mencuat. Partai itu misinya menentang gelombang pengungsi dan lebih memilih uang negara untuk kesejahteraan warga seperti Rente, uang pensiun dinaikkan dan seterusnya. Biar oma-opa yang sudah kerja puluhan tahun menuai hasil keringat sebagaimanamestinya. Katanya ....

Partai yang baru 3 tahun berdiri itu sudah menyalip parta kawakan lainnya. Menghantui CDU dan SPD. Mereka menang 15,1 % di wilayah Baden-Württemberg, 24% di Sachsen dan 12,5 % di Rheinland Pfalz. Ini menguatkan tekat mereka untuk melakukan perubahan kebijakan dibukanya Eropa khususnya Jerman untuk para pengungsi.

Solusinya? Partai koalisi hitam(CDU)-merah (SPD)-hijau (Grünen). Agak mirip sama bendera Jerman yang hitam-merah-emas. Konon, Mrs. Merkel masih merasa power-nya tetap ada. 

Opini para pencoblos

Rupanya, tahun ini menjadi tahun yang berbeda. Kalau dulu beberapa orang golput alias nggak mau menggunakan hak pilihnya, tahun ini mereka bangun. Iya, menyuarakan keinginan mau pilih yang mana. Lahhh dulu ke mana ajaaa???

Suami saya bagi rahasia dia mau coblos yang mana dan alasannya. Tadinya dia nanya pendapat saya dan diskusi kudu nyoblos yang mana. Laaaah Ausländerin, orang asing kannn gak boleh coblos yak? Diskusi saja.

Ohhh ... AFD rupanya bukan hanya pilihan fave masyarakat Sachsen. Di negara bagian tempat tinggal kami yaitu Baden-Württemberg pun, sudah mulai tumbuh banyak generasi AFD (15,1%). Mereka mengalahkan partai setua SPD (12,7%). Sedangkan CDU yang dipimpin sang kanselir di tingkat pusat atau Wolf di tingkat daerah, mendapatkan 27,0 % saja. Buntutnya? Pemenangnya partai ijo, Grünen dengan 30,3%. Jadinya, Ministerpräsident diampu Kretschmann bukan Guido Wolf. Selamat! Nggak soal partai mana yang pimpin, kalau rakyat sejahtera semua baik-baik saja ... ist fine. Orapopo.

Bagaimana dengan pendapat pencoblos produktif? Berikut adalah opini beberapa generasi muda Jerman:

David (Rheinhessenpfalz, 26 tahun) mengaku kecewa dengan hasil coblosan yang diketahuinya. Soal AFD yang mendadak meraup angka lumayan tinggi, di luar perkiraannya. Ia berharap akan perubahan yang berarti di masa mendatang.

Nadine (Baden-Württemberg, 24 tahun) lebih memilih partai AFD tidak sekuat sekarang. Gadis yang tergabung dalam komite kepemudaan itu lebih menyukai pandangan bahwa manusia tidak boleh dibeda-bedakan. Semua manusia di dunia itu sama hak dan kewajibannya. Akunya, tidak apa-apa kalau partai Grünen menang di wilayah Baden-Württemberg meskipun dia bukan fans dari partai hijau.

Malte (31 tahun) yang menjadi relawan bagi para pengungsi itu menduga bahwa kemenangan AFD karena banyak orang yang tidak puas atas keputusan politik Angela Merkel-CDU atau negara. Pria itu juga mengatakan gembira bahwa partai pemenang di negara bagian Baden-Württemberg adalah partai hijau tapi kaget setengah mati bahwa banyak orang memilih AFD di wilayah itu. Harapannya, Baden-Württemberg lebih cerdas lagi.

Robert Weber (24, Magdeburg) shock sekali melihat banyak teman-teman di facebooknya menyebut „schande“, umpatan yang menyayangkan hasil coblosan di Sachsen. Memalukan, katanya. Bagi Robert, sulit baginya untuk mengikuti AFD jika isu yang diusung hanya sibuk menentang pengungsi saja. Adakah program yang ditawarkan dan lebih baik dari itu? Ujarnya, sangat sulit membangun negara jika begitu. Atau pikirnya, haruskah ada coblosan ulang? (G76)

 

Sumber: Opini para pemuda Jerman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun