Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

7 Manfaat Ajari Anak Cari Uang di Kinderbörse

8 Maret 2016   23:36 Diperbarui: 9 Maret 2016   13:12 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir cerita, mereka ketagihan ... minta jualan lagi ... akhir tahun ini! Pinter men, kowe nduuuuk.

[caption caption="Belajar jualan betulan, menyenangkan!"]

[/caption]

[caption caption="Catatan penjualan dan praktek matematika"]

[/caption]

***

Begitulah. Itu cara Jerman memberi ruang, mengijinkan dan mengajari anak-anak mandiri, jualan sendiri. Biasanya, orang tuanya juga ikut jualan tapi dengan menyewa meja, di ruangan yang lain (lebih besar). Anak-anak biasa di depan pintu utama, dekat meja panitia.

Awal-awal tinggal di Jerman, saya kadang geli sendiri kalau ada penjual anak-anak yang bingung menghitung kalau total belanjaan banyak dan uang pembeli besar. Kembaliannya salah. Jadi ikut membantu ngitung, kasihan. Hahaha ....

Intinya, banyak manfaat yang diambil dari mengajarkan anak-anak jualan seperti cerita di atas. Pertama, anak-anak betul-betul mempraktekkan sendiri pelajaran matematika dalam kehidupan nyata. Tambah-tambahan sama pengurangan. Mencatat penjualan di atas kertas. Biar tidak lupa.Setelah itu ngasih uang kembalian yang bener....

Kedua, dari ikut kegiatan jualan betulan itu, saya yakin, anak-anak jadi sedikit paham susahnya mencari uang. Menghargai jerih payah orang tua yang selalu menjadi tambatan sponsor dalam hidup sampai betul-betul bekerja sendiri. Jangan asal mintaaak. Belajar berdagang kecil-kecilan.

Belajar bertanggung jawab dengan menata barang-barang jualan, menjualnya sampai memasukkan sisanya ke kardus-kardus untuk dibawa pulang adalah sebuah proses dini yang penting. Coba kalau harus selalu orang tua atau pembantu yang melakukannya? Kapan anak-anak memulainya? Termasuk tanggung jawab kotak uang yang dibawa. Nggak boleh lupa.

Mengumpulkan dan memilih barang-barang yang sudah tidak dipakai tapi masih bagus untuk dijual atau diberikan kepada orang yang membutuhkan, menjadi sebuah kebiasaan yang ikut ditanamkan pada anak-anak. Kalau ditumpuk di rumah terus, bisa full house! Berbagi, harga dibanting nggak masalah. Kalau perlu, kasih bonus pembeli. Ini nih ... prinsip orang Jerman, “alles muss raus!“ Lho, kok? Iya. Karena biasa membersihkan rumah sendiri tanpa pembantu, kalau sudah tidak dibutuhkan ya, harus keluar dari rumah. Entah dibuang, dijual atau diberikan orang ... nggak papa deh. Daripada tiap hari kerjaannya cuma bersih-bersih dan rapi-rapi?

Kelima, anak belajar berani sendirian dan mandiri. Tanpa orang tua atau pembantu di sebelahnya saat berjualan, tetap bisa. Toh, ada panitia dan orang tua siap antar-jemput.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun