Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pilih Renang Pakai Baju Apa Telanjang?

10 Februari 2016   21:57 Diperbarui: 10 Februari 2016   22:27 2476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok: Caracalla Therme

Pada umumnya, orang berenang dengan mengenakan baju renang. Ada beberapa negara yang memiliki UU, mengijinkan rakyatnya berenang telanjang. Makanya, mereka memiliki pantai atau kolam renang khusus untuk itu. Jepang dan Jerman adalah dua negara yang memilikinya.

Bagaimana dengan Indonesia? Saya dengar belum ada, kecuali jamannya dewi Nawang Wulan atau Ratu Kalinyamat, kali yaaaa. Hmmm ... kalau sekarang ini ada atau diadakan, apa kata duniaaaa?

Mengapa orang renang telanjang?

Jangan kaget kalau Kompasianer harus mandi ramai-ramai dan renang telanjang di Jepang. Misalnya di Olympic center, Tokyo.

Rupanya, mandi dan berenang telanjang di air hangat sudah jadi tradisi di Jepang. Itu seperti gambar kartu pos yang dikirim kompasianer Parastuti dan saya pamerkan di acara di Semarang (Herzlich Willkommen in Deutschland, 2015) dan di Jerman (Indonesien, Paradise der 17.000 Inseln, 2016).

Selain Jepang, ada Jerman, negara yang juga memiliki tradisi serupa. Mandi dan renang telanjang di tempat umum. Itu sudah ratusan tahun berlaku, sampai hari ini. Selain FKK (Frei Korper Kultur, budaya telanjang/badan tanpa busana) di pantai-pantai di daerah Bodensee, ternyata juga di kolam renang dan sauna....

Dalam sebuah forum tanya jawab di yahoo. Beberapa orang mengaku memulai renang telanjang saat sendirian di rumah, iseng. Berenang di kolam renang rumah atau di tempat terbuka yang sepi. Mereka ini merasakan keuntungan berenang tanpa baju. Misalnya merasa jiwanya bebas- tidak tertekan dan tidak usah mencuci baju renang yang biasa kena kaporit atau garam. Hemat energi, hemat biaya.

Sebab lain adalah terhindar dari penyakit kulit. Sebuah studi dilakukan pada tahun 2003 oleh Mark Pagel dan Walter Bodmer. Hasilnya menunjukkan bahwa “A Naked Ape Would Have Fewer Parasites“. Tekstil yang digunakan, dari negara mana, bahan yang digunakan dan reaksi kulit terhadap pakaian, akan mempengaruhi kulit manusia hingga terjangkit penyakit. Bisa saja terjadi parasit dari sebuah sungai, pantai atau kolam akan menyelinap di dalam pakaian. Serem. Sebab itulah, manusia yang jarang memakai pakaian waktu renang, disinyalir memiliki resiko lebih rendah untuk kena penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit dan kanca-kancanya.

Sedangkan usia memulai renang telanjang orang-orang di sebuah forum di atas, ada yang saat menginjak 17 tahun, 30 dan 40 tahunan. Kompasianer di usia berapa? Ehem.

Beberapa orang mengaku bahwa mereka berpikir dua kali kalau memutuskan renang telanjang; siapa saja orang di sekitarnya yang boleh melihat mereka telanjang, apakah ramai atau tidak tempatnya. Kalau ada anak-anak atau orang yang tidak dikenal, mereka juga nggak mau. Jadinya, tidak asal telanjang bulat tapi tetap “top secret.“

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun