Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembacaan Puisi Fiksiana Community di Jerman

14 Januari 2016   17:03 Diperbarui: 14 Januari 2016   17:47 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada pepatah Jerman yang mengatakan; Was man verspricht muss man auch halten, kalau orang berjanji harus ditepati. Tampaknya ini yang saya pegang erat-erat. Betapa tidak. Pasca lomba kartu pos berisi puisi ke Jerman tahun 2014 yang diadakan bersama Fiksiana Community, ada yang komentar “Haaah, dipamerkan di Jerman tahun 2016, nggak kelamaan tuh?“ Sepertinya, ada kekhawatiran orang kalau ide saya tidak akan nyata atau akal-akalan atau apa kali ya? Adu-du-duuuhh. Atau ada yang bilang, “Hobby kok, ono-ono wae, kurang gawean“ (ada-ada saja, hobinya. Kurang kerjaan.). Ihhh ... gemes kaaaaann? Namanya juga usaha, baaaaanggg. Mbok bennn ... biarin.

Merpati tak pernah ingkar janji

Ternyata oh ternyata ... tahun 2016 itu cepet banget. Life is so short. Dan pameran itupun berhasil dilaksanakan! Meski melenceng dari rencana semula yang seharusnya bersatu dengan pameran ribuan kartu pos semua koleksi saya (yang masih dipending museum setempat, waiting list).

Setidaknya, sudah saya pamerkan kartu pos para pengirim yang ikutan dalam lomba itu pada hari Sabtu, 9 Januari 2016 di restoran Sternen di Obere Haupstraße 23, Seitingen-Oberflacht, Jerman mulai pukul 18.00 – 02.30. Acara bertajuk “Indonesien, Paradise der 1000.Inseln“ (Indonesia, surga ribuan pulau). Legaaaa ....

Kartu pos berisi puisi

Naaahhh ... Ada yang tanya kartu pos (isi puisi) milik siapa saja yang dipamerkan sekaligus dibacakan?

Kategori kartu pos dengan puisi terbaik:

1. Selsa – Temanggung (Judul: Indonesia)

2. Rahab Ganendra – Jakarta (Judul: Tanah Merdeka)

3. Yuni Astuti – Solo (Judul: Indonesiaku)

Kategori kartu pos tercepat (datang pertama kali di Jerman dengan kartu pos tercatat): Devi Novianawati – Klaten

Kategori kartu pos terunik (handmade dari flanel dan foto pribadi Cangkung lake): Hastira Soekardi.

Kategori kartu pos terlucu (handmade, handpainted Sakerah): Dyah Ayu Utami aka Andru – Jombang

Kategori kartu pos gambar terindah (gunung dengan hiasan bunga matahari): Diny Miranti – Jakarta.

Terima kasih kepada semua peserta lomba dari Fiksiana Community. Termasuk peserta lain yang tidak menang tapi puisinya tetap dipamerkan; Parastuti, Diyah Wara, Putri Apriani, Riska Dwi A, K. Himawan Kunto dan lainnya.

Hikmah pembacaan puisi Indonesia di Jerman

Lalu apa yang bisa dipetik dari kegiatan pameran dan pembacaan puisi tadi?
Pertama tentu memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para tamu acara. Bahasa itu memang seharusnya menjadi kebanggaan warganegara Indonesia yang jumlahnya 250 jutaan. Belum lagi bangsa asing yang mempelajarinya di Indonesia maupun di luar negeri. Bahasa persatuan ini memang mendunia! Hebat kann?

Kedua, menyemangati teman-teman Fiksiana Community yang gemar tulis puisi. Ketika tulisannya dihargai, dibacakan orang... gimana rasanya? Senang kaaaan... meski beda barangkali kalau dibaca sendiri.

Ketiga, putra-putri Indonesia yang berada di negeri rantau semakin bangga menjadi bangsa Indonesia ketika membacakannya. Menyulut rasa percaya diri membaca di depan publik Jerman yang bahasanya jelas lain. Tinggal di luar negeri bukan berarti kehilangan bahasa ibunya sendiri. Harus tetap ingat. Mewangikan negeri sendiri di manapun berada.

Keempat, jaman whatsapp ... kartu pos jadul tetap romantis dan penuh nostalgiaaaa .... keep sending!

Who were on the stage?

Oh, ya ... perkenalkan pula para pembaca puisi yang baik dan manis-manis. Mereka adalah komunitas Indonesia di Baden-Württemberg; Helena Heidemann, Andi Nurhaina, Doktor Helena Pfau, Neneng Lena, Novita dan Yohanna Ambarita. Silakan menyimak video pembacaan puisi oleh teman-teman, yang baru saja saya edit di Youtube (Judul: Pembacaan Puisi Indonesia Fiksiana).

Puisi bertema Indonesia yang dibacakan memang berbahasa Indonesia. Para penonton menyimak dengan seksama, meski nggak ngerti apa artinya. Lewat intonasi pembacaan dan ekspresi merekalah, beberapa penonton memuji dan mengaku mampu menghayati. Sebelumnya, dinyanyikan lagu “Indonesia Raya“ dan mbak Andi menceritakan bahwa isi puisi, intinya tentang indahnya Indonesia dengan ribuan pulau.

Pujian berdatangan dari para tamu acara. “Indonesia indah dan orang Indonesia sungguhhh ramah!“ Bangganyaaa ... pokoknya meski di Jerman, ACI dehhh! “Aku Cinta Indonesia. (G76).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun