Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Akhir Tahun; Dokter Gigi Jerman Tutup, Antrian Dokter Pengganti Penuh!

30 Desember 2015   18:23 Diperbarui: 30 Desember 2015   18:57 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat lagu dangdutnya Meggy Z?

“... Daripada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini ... biar tak mengapa“

Bohooooooong. Sakit hati sama sakit gigi sama sakitnya, lho. Jangan pernah berandai-andai sakit gigi! Bagi yang sudah pernah sakit hati dan sakit gigi seperti saya, bisa bilang No, way ... ngapusiiii ... enak sehat lahir batin. Nggak mau patah hati ... nggak mau sakit gigi.

Nahhh ... Perasaan yang sama pasti ada di batin para pasien yang sedang antri 28 Desember 2015 sejak pukul 10 pagi di sebuah Notartz Dients di Geisingen wilayah Baden Württemberg, Jerman. Lantaran semua dokter gigi di Landkreis Tuttlingen tutup sejak sebelum natal dan baru buka tahun depan (4 Januari 2016), dokter X itu yang ditunjuk untuk menggantikan peran dokter-dokter yang praktek di wilayah. Dibatasi sampai pukul 11.00 daftarnya. Bayangin kann, kalau di Tuttlingen ada 20 dokter gigi, sudah berapa pasien yang akan berbondong-bondong datang ke dokter gigi pengganti selama mereka libur?

Banyaaaak, padat dan ... ahhhh ... sampai saya dan anak-anak harus berdiri. Beberapa orang Jerman malah jongkok, sembari menemani anak-anak mereka bermain di meja mini (Kinderecke).

Saya ingat cerita anak yang nomor dua yang menunggu di ruang tunggu selama kami di dalam bersama anak ragil. Katanya seorang pengungsi dari mana gitu duduk di sebelahnya dan tanya:

“Do you speak English?“

“No, I don’t speak English ...“

“Do you speak German?“

“Yes, I speak German ...“

Akhirnya, orang dewasa yang membawa anak perempuannya itu lesu. Ia bingung harus mengisi selembar daftar pertanyaan tentang data diri dan riwayat kesehatan yang tadi disodorkan oleh petugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun