“Satu-satu, aku sayang ibu ... dua-dua, juga sayang ayah ... “ Lagu yang itu lagi. Sekali lagi, sederhana tapi sungguh bermakna. Kami bernyanyi seperti grup koor kampung.
.............................................................
Biasanya kalau ada waktu bertemu di Semarang, saya sempatkan diri memijat ibu. Seperti pijatan anak-anak kami pada saya. Ya. Biar lelah yang ada hilang sejenak. Atau ... saya dan ibu, bercakap-cakap tentang banyak hal. Tidak begitu romantis seperti dalam film-film tapi sungguh terhubung. Ada komunikasi.
Sepuluh menit berlalu, saya sapa gantian bapak, kakak dan adik ... yang kebetulan juga mampir di rumah orang tua kami di hari ibu. Setelahnya, telepon saya tutup.
Anggukan kepala menjadi tanda. Hari ibu seperti halnya hari-hari biasa tapi hari itu rasanya menjadi simbol untuk mengingat kembali jasa seorang ibu untuk anak-anak dan keluarganya. Tugas yang tidak ringan, penuh pesan moral. "Du bist die beste Mutter auf der ganzen Welt! Ibuku, nomor satu sedunia."