Sepasang muda-mudi Jerman minta foto.
Waktu Widi dari Solo dan Kompasianer Eberle dari Jakarta minta foto pula.
Dan masih banyak lagi yang saya nggak tahu siapa namanya dan lupa tanya karena cepet-cepet, mana antrinya banyaaak.
Apalagi dalam waktu 30 menit berikutnya, burung eh saya harus manggung.
“Lima euro, lima eurooo ...“ Saya lepas humor pada mereka yang antri potoan bersama saya. Semua ketawa. Memang saya nggak sungguh-sungguh. Nggak mau niru pak Ogah di Check Point Charlie Berlin yang sekali poto, seorang dua euro.
***
Adegan-adegan tadi seolah-olah mengelu-elukan burung Manokrawa. Saya memang dijadwal mementaskannya. Menari Bali meski asalnya dari Jawa.
Yup. Tari Manokrawa adalah tarian Bali yang mengimitasi burung rawa yang loncat, terbang, berkicau dan menari.
Gerakan dan musiknya memang rancak. Tak hanya saya saja rupanya yang semangat menikmatinya. Demikian pula dengan penonton. Ekor mata mereka mengikuti detil gerakan saya.
Di acara ultah pemilik banyak pabrik sedunia, di Friedrichshafen di atas kapal Jerman.
Pembukaan pameran lukisan teman Spanyol di Barcelona.